Habib Husein Ja’far Hadar: Qurban Terbesar dan Termulia Tahun Ini Adalah Para Nakes yang Tiap Hari Berkorban Diri untuk Kita

Habib Husein Ja’far Hadar: Qurban Terbesar dan Termulia Tahun Ini Adalah Para Nakes yang Tiap Hari Berkorban Diri untuk Kita

Habib Husein Ja’far Hadar: Qurban Terbesar dan Termulia Tahun Ini Adalah Para Nakes yang Tiap Hari Berkorban Diri untuk Kita
Habib Husein Ja’far al-Hadar

Tidak ada yang tahu kapan musibah pandemi Covid-19 ini segera berakhir. Beberapa negara sudah ada yang mulai berdamai dengan Covid-19. Mereka melakukan vaksinasi secara massif terhadap masyarakat, sehingga nanti kalau ada yang kena, resikonya tidak terlalu tinggi. Sementara Indonesia, sampai saat ini, vaksin masih terus berjalan, meskipun belum sepenuhnya diterima masyarakat. Sebagian orang tidak mau vaksin, karena tidak percaya apa yang dilakukan pemerintah. Apalagi, berita bohong tentang vaksin masih terus berseliweran di media sosial.

Beberapa minggu terakhir ini, di Indonesia, kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Rumah sakit banyak yang penuh dan tenaga kesehatan semuanya kewalahan. Beberapa di antara mereka malah ada yang meninggal karena mengurus pasien Covid-19. Tantangan yang dihadapi tenaga kesehatan sungguh besar. Nyawa mereka dipertaruhkan demi merawat korban atau pasien Covid 19.

Habib Husein Ja’far Hadar mendukung dan memuji apa yang sudah dilakukan para tenaga kesehatan. Apa yang mereka lakukan itu juga bagian dari jihad. Karena jihad dalam Islam tidak sebatas perang saja. Bahkan menurut Habib Husein, betatapun kita qurban sapi beratus-ratus kilogram, tetap saja qurban terbesar dan termulia tahun ini adalah para nakes yang tiap hari berkorban diri untuk kita. Karena itu mereka sangat dekat dengan Tuhan.

Sebagai warga negara yang baik, kita harus mendukung apa yang sudah diperjuangkan para tenaga kesehatan. Minimal kita menjaga protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan wabah Covid-19. Kalau banyak orang yang melanggar protokol, pada akhirnya itu akan membuat tenaga kesehatan semakin sulit dan kewalahan. Apalagi jumlah mereka tidak terlalu banyak dibanding pasien Covid-19 dan fasilitas kesehatannya juga sangat terbatas.

Dua tahun terakhir ini mungkin menjadi tahun terberat bagi para dokter dan tenaga kesehatan, khususnya yang sedang berjuang untuk mengurusi dan merawat pasien Covid-19. Kita doakan semoga apa yang mereka lakukan itu menjadi amal jarriyah dan diberi pahala oleh Allah SWT.