Habib Ali Zainal Abidin al-Jufri mengingatkan kepada segenap militer Indonesia untuk tidak terjerumus arus konflik. Menurutnya, berdasarkan pengalamannya, konflik semakin parah karena campur tangan militer.
“Ketika berbicara tentang militer, kita berbicara tentang institusi tidak terkait dengan rezim pemerintahan, yang bisa datang dan pergi. Dan saya ingatkan, apa yang terjadi di negeri kami masalahnya adalah menyeret-nyeret militer dalam konflik,” kata Habib Ali Jufri saat menjadi pembicara dalam Seminar Internasional dan Multaqa yang diselenggarakan oleh Pendidikan Kader Ulama (PKU) Masjidi Istiqlal dan Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia, Rabu(24/8/2022).
Habib yang berusia 51 tahun ini dalam tausiyahnya juga mengingatkan kepada para militer yang hadir dalam acara tersebut untuk mawas diri dan berhati-hati, jangan sampai terseret dalam pusaran konflik.
Habib Ali dikenal sebagai habib yang sangat inklusif. Berbagai tausiyah yang disampaikan sering membuat pendengarnya sadar bahwa Islam sangat ramah dan tidak menakutkan, bahkan sangat peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan. Habib Ali bahkan menulis satu buku khusus yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul “Kemanusiaan sebelum Keberagamaan”.
Habib Ali juga meragukan pemahaman orang-orang yang mempertentangkan bela agama dan negara. Menurutnya, orang-orang yang seperti ini adalah orang yang tidak faham agama dan tidak mengerti tanah air.
“Barang siapa yang mengira ada kontradiksi antara kesetiaan teradap agama dan kesetiaan terhadap Tanah Air, maka dia tidak paham agama dan tidak mengerti Tanah Air,” ujar Habib Ali.
Habib Ali juga mengajak para ulama untuk tetap berdakwah dengan tiga prinsip yang mulia yaitu rendah ati, rahmat, dan cinta kepada siapapun. Habib yang pernah belajar di Tarim, Hadramaut ini juga mengklarifikasi bahwa selama ini ia tidak membela kekufuran dan kemaksiatan. Bahkan ia menegaskan sangat anti dengan kekufuran dan kemaksiatan. Meskipun demikian, Habib kelahiran Jeddah ini tidak membenci orang yang kafir dan pelaku maksiat.
“Saya antikekufuran saya antimaksiat, tetapi saya tidak pernah membenci orang-orang kafir dan orang maksiat,” tutur Habib rendah hati ini. (AN)