Berkat mengenal Gus Baha (walaupun cuma lewat YouTube), saya jadi tahu bahwa hal terkeren bagi saya di dunia ini adalah ditakdirkan pernah sujud. Itu saja. Bukan yang lain.
Terus terang saya mengenal beliau bukan dari jalur santri, mengingat saya memang belum pernah sekali pun mondok. Kali pertama saya tahu tentang beliau adalah dari video YouTube Ustadz Adi Hidayat (UAH). “Ada manusia Qur’an dari Rembang. Namanya Gus Baha,” seingat saya begitulah ucapan beliau.
Bahkan ada teman saya yang mengatakan bahwa UAH memang salah satu endorse-nya Gus Baha. Teman saya yang seorang muhibbin-pecinta atau fans- Gus Baha bahkan menamai anak terakhirnya dengan Baha. “Ben podo alime, (agar alim seperti Gus Baha),” kata teman saya.
Bagi saya yang bukan anak pesantren, cara terbaik meneladani beliau adalah dengan menghayati kata barokahe (berkah) yang sering diucapkan beliau. Barokah (berkah dalam bahasa Indonesia) di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya “Karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”. Dan ternyata “Karunia Tuhan” ini bukan hanya hal-hal yang bagi kita adalah hal-hal yang baik dan menyenangkan saja. Sebaliknya, Gus Baha sering menceritakan bahwa berkah juga sangat bisa didapat dari hal-hal yang dirasa buruk dan menyedihkan.
Yang pertama, berkah karena tidak menjadi orang kaya alias miskin. Kenapa miskin kok bisa memiliki berkah? Karena miskin bisa menghilangkan potensi untuk main perempuan, dugem, bahkan mengonsumsi narkoba. Bagaimana mau melakukan itu semua kalau tidak punya uang? Baru sadar, kan, betapa berkahnya Anda ketika tidak punya uang!
Walaupun begitu Anda tentu saja tidak bisa serta merta mengesampingkan barokahe sugih (berkah menjadi orang kaya). Tentunya bila Anda kaya maka anda bisa sedekah sebanyak-banyaknya, membiayai panti asuhan dengan puluhan hingga ratusan anak yatim, dan tentu saja menjamin kehidupan janda-janda tua. Ingat, janda-janda tua. Bukan janda kembang. hehe.
Kedua, berkah menjadi orang yang tidak pintar alias bodoh. Bagi Anda yang mungkin memiliki anak yang masuk kategori bodoh jangan berkecil hati! Sebab berkali-kali Gus Baha sering menceritakan berkahnya orang yang bodoh. Dan yang diceritakan kebanyakan adalah teman saat nyantri atau pun muridnya sendiri. Karena tidak seberapa pandai saat mondok, akhirnya orang-orang dalam cerita tersebut tentu tidak bisa melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan beasiswa untuk sekolah keluar negeri misalnya.
Tapi apa yang terjadi di kemudian hari? Karena tidak bisa menjadi guru atau pegawai negeri sebab kualitas keilmuannya yang ndak mumpuni, mereka malah jadi pengusaha kaya dan mampu membuat masjid. Coba kalau jadi guru atau pegawai negeri, mungkin mereka akan kesulitan mendirikan masjid.
Ketiga, berkah sabar menghadapi istri yang marah. Ada satu cerita yang disampaikan oleh Gus Baha mengenai ini. Cerita tentang istri beliau yang menyampaikan protesnya, “Gus sekali-kali kalau saya marahin kamu itu dilawan, supaya saya ada lawannya.” Gus Baha pun menjawabnya secara khas, “Allah telah memberikan jalan agar saya bisa mendapat pahala tanpa mengeluarkan modal. Yaitu saat kamu marah dan saya mendengarkan dengan sabar. Kalau saya balik marah, saya tidak akan mendapatkan pahala itu.”
Menurut anda bagaimana jawaban tersebut? Terdengar seperti menggampangkan suatu persoalan bukan? Padahal kalau dijalani sendiri baru terasa betapa sulitnya sabar itu dilakukan. Anda yang belum berstatus sebagai suami mungkin belum bisa membayangkan bagaimana sulitnya menjaga sabar saat kita dimarahi oleh istri. Walaupun mungkin kemarahan istri adalah karena kesalahan suami, tapi terkadang ego seorang suami sebagai kepala keluarga membuat kita tidak bisa menahan emosi. Bagi saya, itulah hebatnya beliau. Mampu menyederhanakan suatu masalah dan kemudian memberi solusi secara mudah.
Dan sebagai seorang suami, berkah inilah yang kini selalu coba saya praktikkan. Saya selalu mencoba melihat sesuatu dari sisi positifnya, atas dasar keberkahan adanya sesuatu tersebut. Dulu, ketika istri marah dan tak kunjung selesai, biasanya saya ikutan marah. Tapi sekarang, saya selalu mencoba untuk bersabar dan diam saja, mendengarkan semua keluh kesahnya, membuat dia senang dan tenang, lalu jangan lupa menaanyakan keinginannya. Yang sekiranya dirasa mudah langsung Anda penuhi. Yang sulit, ya, ditunda dahulu.
Nah, bila proses bersabar menghadapi istri bisa Anda lakukan secara tepat, mungkin “jatah malam” anda tidak akan dipotong. Tapi bila kurang tepat, rasanya segelas kopi pahit akan menemani Anda melewati dinginnya malam, hahaha.
Lalu tahukah Anda barokah terbaik dalam hidup? Apakah punya jabatan tinggi, punya harta berlimpah, punya istri cantik luar biasa, anak-anak yang sehat dan pintar adalah berkah terbaik dalam hidup? Bukan. berkah terbaik, yang saya pelajari dari Gus Baha adalah ditakdirkan pernah bersujud kepada Allah. Itu saja, bukan yang lain. Saat kita melihat ada muslim yang buruk sekali perilakunya, maka kita perlu ingat, bahwa ia juga punya sisi positif, yaitu pernah melakukan ibadah kepada Allah. Lihatlah setiap hal dari sisi positifnya! (AN)
Wallahu a’lam.