Fuat Sezgin dan Sejarah Penulisan Naskah Arab Klasik

Fuat Sezgin dan Sejarah Penulisan Naskah Arab Klasik

Fuat Sezgin dan Sejarah Penulisan Naskah Arab Klasik
Istirahatkan dirimu dari tadbiir (merencanakan hasil dari suatu perencanaan)!

Apabila kita ingin mengetahui siapa saja ulama abad pertama hingga abad keempat Hijriah yang pernah menulis sebuah karya berbahasa Arab, serta nama karyanya, sekilas biografinya, sekaligus siapa saja yang pernah memberikan komentar atas karya tersebut, atau bahkan bila masih berbentuk manuskrip naskahnya tersimpan dimana, maka rujuklah “Geschichte des Arabischen Schrifttums” karya Fuat Sezgin.

Fuat Sezgin dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1924 M. Pendiri atau pelopor sejarah ilmu Arab dan Islam ini juga merupakan pendiri dan direktur di Pusat Studi Sejarah Ilmu-Ilmu Arab dan ke-Islaman di Universitas Johan Wolfgang di Frankfurt Jerman. Ia dilahirkan di kota Bitlis Turki. Sebuah kota dimana ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya. Pada mulanya ia berniat untuk belajar di University of Technology. Hanya saja salah satu kerabatnya justru membawanya ke seorang Orientalis bernama Helmut Ritter yang mengajar di sana sejak tahun 1926. Ia adalah salah seorang yang mendirikan “seri publikasi ilmu-ilmu keislaman” dari khazanah turats Arab klasik. Ritter membujuk Sezgin untuk mempelajari sejarah khazanah Arab-Islam serta matematika dengan harapan memenuhi hasrat ilmiahnya.

Sezgin memulai belajar bahasa Arab dengan serius hingga di semester ketujuh ia cukup mahir bercakap dalam bahasa Arab dengan guru-gurunya. Di bawah bimbingan Helmut Ritter ia menyabet gelar doktoralnya dengan judul disertasi “Mashadir al-Bukhari”. Temuan dari disertasinya mengkritik pandangan dan hasil penelitian orientalis Eropa. Ia membuktikan bahwa kumpulan hadis dalam kitab shahih bukhari bersumber dari data-data tertulis abad pertama hijriyah (7 M) serta didukung dari sumber-sumber lisan.

Kemudian Sezgin kembali ke Turki dan menjadi profesor di Universitas Istanbul pada tahun 1954. Ia memiliki perhatian yang cukup besar dalam mewujudkan impiannya mengumpulkan ihwal sejarah khazanah ilmu-ilmu Arab dan ke-Islaman di era kejayaan Islam serta pengaruhnya di negara-negara Arab.

Pada tahun 1961, di mana usianya baru mencapai 37 tahun, ia memilih Jerman sebagai rumah keduanya. Ia memulai mewujudkan impiannya dengan mengumpulkan dan menerbitkan ulang sejarah ilmu-ilmu Arab. Ia memulai proyek besar ini dengan menulis di Universitas Frankfurt. Sebuah proyek awal yang mengantarkannya memperoleh gelar profesor dalam bidang sejarah ilmu pengetahuan alam. Kemudian ia menyadari bahwa keberadaannya di Universitas Frankfurt tidak mendukung dalam mewujudkan impiannya. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1963, ia menerbitkan jilid pertama dari mega proyeknya “tarikh at-turats al-arabi” yang kemudian mencapai dua belas jilid tebal. Sebuah karya ensiklopedis yang memuat berbagai disiplin ilmu dari sastra, kedokteran, kimia dan geografi. Sebuah karya penting dan monumental yang melengkapi karya gurunya berjudul “tarikh al-adab al-arabi“.

Pada tahun 1982, ia merampungkan pendirian sebuah institut sejarah ilmu Arab dan keislaman sebagai bagian dari Universitas Frankfurt. Pada tahun 1978, ia adalah orang pertama yang menerina penghargaan dari Raja Faishal atas keberhasilannya dalam mengembangkan ilmu-ilmu keislaman..

Tarikh at-Turats al-Arabi: Magnum Opus Fuat Sezgin

Pada mulanya, sebagaimana diakui sendiri oleh Fuat Sezgin sendiri dalam pengantar pertamanya di dalam “tarikh at-turats al-arabi”, sezgin berniat untuk melanjutkan penelitian Karl Brockelmann dalam tarikh al-adab al-arabi dengan menggunakan sumber manuskrip yang ada di perpustakaan Istanbul Turki. Kemudian ia mengubah pendiriannya dengan melakukan penelitian yang lebih mendalam. Ia ingin perbaharui atau bahkan melampaui karya gurunya, Brockelmann.

Ia memulai membuktikannya dengan menerbitkan jilid pertama karyanya. Dengan menggunakan kajian bibliografi, ia melanjutkan jilid pertamanya dengan menulis sejarah ilmu-ilmu keislaman yang ditulis dalam bahasa Arab dengan tidak hanya menggunakan manuskrip sebagai sumbernya melainkan juga karya-karya yang sudah dicetak.

Dalam versi Arabnya, karya besar ini terbagi menjadi tujuh jilid dan sejumlah juz. Jilid pertama terbagi menjadi empat juz. Juz pertama mengulas karya-karya abad pertama dalam bidang al-Quran-Tafsir dan hadis. Juz kedua membahasa tentang disiplin ilmu sejarah, juz tiga mengurai fiqh-ushul fiqh, juz empat akidah-tasawuf. Jilid kedua khusus membagi ilmu sastra dan terbagi menjadi lima juz. Jilid ketiga terbagi menjadi tiga juz. Dua juz pertama mengulas tentang ilmu kedokteran dan juz ketiga membahas tentang ilmu binatang. Jilid keempat membahas tentang ilmu kimia, tumbuhan dan pertanian. jilid kelima membahas tentang ilmu matematika. Jilid keenam tentang ilmu astronomi. Dan terakhir jilid ketujuh yang mengulas karya-karya klasik tentang ilmu bahasa.

Wallahu A’lam bi al-Shawab