Empat Pembagian Waktu Menurut Syeikh Ihsan Jampes

Empat Pembagian Waktu Menurut Syeikh Ihsan Jampes

Empat Pembagian Waktu Menurut Syeikh Ihsan Jampes

Manusia diciptakan oleh Allah dengan segala kesempurnaan didalamnya, baik anggota badannya sampai dianugerahi akal yang sempurna merupakan anugerah yang besar dan juga sebagai ujian kehidupan, ia mau bersyukur apa kufur. Dari penjelasan ini manusia harus bijak dalam mengelola kehidupannya baik penggunaan waktu, energi, ilmunya, sehingga ia mampu menjadi pemenang dalam perlombaan dalam kehidupan ini

Dalam kitab Sirajut Tolibin, karya Syeikh Ihsan Jampes mengutip perkataan seorang Ulama besar yang bernama Abu Abbas Al Mursi  menyatakan bahwa  waktu yang diberikan Allah kepada hambanya ada  empat kategori, yaitu:

Pertama, waktu yang selalu diisi oleh segala macam kenikmatan. Maka dikala merasakan nikmat yang melimpah, mulai naik pangkat, mobil lima mengkilat, apartemen yang bertingkat, maka harus disadari itu semua hanya titipan, seharusnya  disyukuri bukan diingkari, sehingga kenikmatan ini menambah ketenangan bukan mendatangkan kesusahan.

Kedua, Waktu yang penuh duri ujian. Tatkala mendapatkan ujian hidup, baik kekurangan harta, diuji sakit, atau terkena musibah lainya, maka cara yang terbaik adalah sabar menghadapinya, dan berusaha positif thinking ke Allah, bahwa dibalik semua ujian pasti ada hikmah yang besar sekali bila kita mau menggalinya.

Ketiga, waktu untuk berbuat ketaatan. Hal ini diperjelas oleh Syeikh Muhammad bin Ibrahim Ar Rand bahwa tatkala seseorang sedang melakukan ketaatan kepada Tuhan, maka ia harus bersyukur atas pemberian kesehatan, kesempatan dan kekuatan untuk menjalankannya, tanpa pertolonganNya manusia tak akan mendapatkan hidayah untuk berbuat kebaikan.

Keempat, waktu yang digunakan untuk berbuat maksiat. Maka disaat melakukan keburukan atau kemaksiatan, manusia harus berusaha kembali kejalan Tuhannya dengan memperbanyak istigfar, dan menyesal telah melakukan perbuatan yang terlarang.

Dari kesimpulan diatas manusia harus pandai dan cerdik dalam mensiasati sebuah kompetisi kehidupan yang susah ditebak, dengan memanfaatkan waktu yang maksimal, serta mengetahui arus perubahan, agar tak terbawa arus perubahan zaman.