Dunia Islam Pekan Ini (16-22 Des): Arogansi Trump, Sikap PBB atas Palestina dan Sewindu Gus Dur

Dunia Islam Pekan Ini (16-22 Des): Arogansi Trump, Sikap PBB atas Palestina dan Sewindu Gus Dur

Trump Arogan dan mengintimidasi negara-negara yang menolak Resolusi PBB atas Palestina

Dunia Islam Pekan Ini (16-22 Des): Arogansi Trump, Sikap PBB atas Palestina dan Sewindu Gus Dur

Arogansi Donald Trump kian menjadi-jadi. Setelah dengan sepihak menyatakan Yerussalem sebagai ibukota baru Israel dan meniadakan Palestina sebagai bagian dari kota suci tersebut, kini, ia mengancam negara-negara PBB jika menolak keputusan Amerika Serikat ini.

Hal ini terkait dengan Sidang Umum yang dilakukan PBB terkait konflik Israel-Palestina selepas pengakuan Amerika Serikat. Bahkan, dengan pongah, Donald Trump mengancam dan mengintimidasi negara-negara yang menolak keputusannya. Bahkan, secara resmi juga telah melakukan veto.

“Mereka (negara-negara yang menentang AS) mengambil jutaan dolar dan bahkan miliaran dolar dan memberikan suaranya untuk menentang kami,” kata Trump.

Trump juga memaparkan bahwa selama ini kebijakan luar negeri Amerika Serikat juga menguntungkan negara-negara PBBm, tapi mengapat untuk hal ini mereka tidak bersepakat dengan AS. Bahkan, Trump juga akan menyetop bantuan-bantuan kepada negara-negara tersebut.

“Biarkan saja mereka memberikan suara (di sidang PBB) untuk menentang kami. Kami akan menghemat banyak. Kami tidak peduli,” jawabanya.

Intimidasi yang dilakukan oleh Trump ternyata tidak menggoyahkan sebagian besar negara-negara yang mengikuti sidang umum PBB. Dalam pemungutan suara tersebut, sebanyak 128 negara menyatakan dukungan terhadap resolusi PBB, sembilan negara lain menolak dan 35 lainnya abstain. Sisanya, 21 negara tidak memberikan suaranya.

Hasil dari resolusi PBB itu bermakna strategis, yakni penolakan secara resmi PBB atas Yerussalem sebagai ibukota Israel, sekaligus menafikan keputusan Amerika Serikat yang dikejam banyak pihak tersebut.

Resolusi PBB atas Yerussalem dan Palestina ini menegaskan bahwa segala tindakan maupun keputusan yang mengubah status maupun demografi Yerussalem tidak memiliki kekuatan hukum dan gugur.  Jadi, terkait pemindahan Yerussalem menjadi milik Isreal harus dibatalkan berdasarkan hukum dan kesepakatan internasional.

Keputusan ini tentu menggembirakan, bahkan di akun media sosialnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin tampak bergembira sekali.

 

Selain itu, dalam negeri sendiri hari ini, delapan tahun yang lalu, Gus Dur berpulang. Ia tidak hanya seorang Presiden ke-4 Indonesia, melaikan juga seorang pemikir islam kontemporer yang memiliki banyak pengaruh dalam dunia islam, dan tentu saja memiliki banyak pengikut.

Untuk mengenang beliau, di beberapa tempat diadakan pelbagai Haul. Di rumah beliau sendiri di Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, diadakan acara puncak Haul Gus Dur ‘Sewindu Dur’ dan akan dihadiri oleh GUs Mus, sahabat karib beliau. Diperkirakan, akan puluhan ribu orang yang hadir ke tempat beliau dan tokoh-tokoh islam pun juga dikabarkan akan datang.

Haul di Ciganjur tahun ini menggunakan tema #SemuaUntukBangsa dan bermakna apa yang dilakukan Gus Dur, tiap helaan nafas Gus Dur dan laku beliau, semua dilakukan untuk bangsa Indonesia. Di linimasa pun dimeriahkan dengan pelbagai ingatan dan tagar seperti #RinduGusDur #kangenGusDur dan lain sebagainya.

Tentu semua orang yang merindukan perdamaian dan guyonan khas beliau merindukan sosoknya. Seorang guru dan pemikir islam kontemporer yang begitu berjasa bagi negeri ini. Alfatihah…