Dua Muslimah dari  Afrika Dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian

Dua Muslimah dari  Afrika Dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian

Dua Muslimah dari  Afrika Dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian

Nominasi tahun ini untuk Hadiah Nobel Perdamaian dikeluarkan. Diantara nama-nama yang tertera, ada dua muslimah asal benua Afrika yaitu Ilwad Elman seorang aktivis hak-hak sosial Somalia dan Hajer Sharief, seorang aktifis perdamaian asal Libya.

Dilansir dari laman bloomberg.com menyebut bahwa Hajer Sharief, Ilwad Elman, dan Nathan Law Kwun-chung menempati urutan teratas untuk calon pemenang hadiah Nobel Perdamaian tahun ini. Hal ini didasarkan pada prediksi tahunan yang diadakan oleh Peace Research Institute Oslo.

Ilwad Elman adalah perempuan asal Mogadishu, Somalia. Orang tuanya Fartuum Adan dan Elman Ali Ahmed adalah pekerja kemanusiaan dam perdamaian di Somalia. Laman themuslimvibe menulis ayahnya terbunuh ketika karena terlibat dalam rehabilitasi pemuda dan pekerjaan perdamaian kemanusiaan. Bersama ibu dan suadara perempuannya kemudian pindah dan menerima suaka di Kanada . Pada tahun 2010 ketika berusia 19 tahun, Elman kembali ke Somalia dan menjadi pekerja sosial di sektor kemanusiaan dan hak-hak perempuan. Salah satu dari banyak prestasi karya Elman di Somalia adalah mendirikan pusat krisis perkosaan pertama di Somalia..

Sementara Hajer Sharief adalah aktivis perdamaian dari Libya. Mahasiswa fakultas hukum ini mulai mulai aktif sebagai pekerja sosial ketika terlibat dalam kerja kemanusiaan dan perdamaian setelah menyaksikan peristiwa mengerikan perang saudara Libya tahun 2011. Umurnya kala itu 19 tahun. Sharief kemudian mendirikan organisasi sendiri bernama Together We Build It, yang bertujuan mendukung transisi damai dan demokratis di Libya setelah perang saudara.

Berfokus pada pemberdayaan perempuan dan pemuda di negara itu, Sharief terus menjadi inspirasi bagi banyak orang di Libya dan di seluruh Afrika Utara. Dengan organisasinya ini, Sharief membantu membangun masa depan rakyat Libya bersatu untuk hak asasi manusia dan pemberdayaan perempuan.