Negara Indonesia Terletak di kawasan tropis yang hanya memiliki dua musim. Dalam setahun, Musim hujan di Indonesia (menurut orang-orang tua zaman dahulu) datang pada bulan-bulan yang ber-akhiran ‘ber’, yaitu September sampai Desember, namun pada beberapa tahun terakhir ini musim hujan kadang melewati batas biasanya, ia terkadang berhenti di bulan Januari, bahkan Februari.
Tatkala hujan turun, petir pun menjadi pelengkapnya. Ketika melihatnya, pasti terbersit perasaan takut di hati. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam Surat Ar-Ra’d ayat 12
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ
“Dialah Tuhanmu yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.”(Q.S Ar-Ra’d: 12)
Dalam momen-momen di atas, Rasulullah Saw pun berdoa, memohon pada Allah Swt. Sebagaimana tercantum dalam hadis Musnad Imam Ahmad, Adabul Mufrod Imam Bukhori, Sunan Tirmidzi:
“اللهم لا تقتلنا بغضبك ولا تهلكنا بعذابك وعافنا قبل ذلك”
(Allahumma laa taqtulna bighadhabika wa laa tuhlikna bi ‘adzabika wa ‘afina qabla dzalik)
“Ya Allah, jangan bunuh (kutuk) kami dengan kemurkaan-Mu, dan jangan hancurkan kami dengan azab-Mu, dan ampunilah kami sebelum itu.”
Hadis ini baik diamalkan, sebagaimana telah disahihkan oleh Imam al-Hakim, meskipun Imam Tirmidzi mengomentari hadis ini sebagai hadis gharib yang belum beliau ketahui kecuali dari jalur riwayat ini.
Selain doa dari Rasulullah Saw, kita pula dapat mengikuti sikap sahabat beliau Saw. Sebagaimana yang telah diriwayatkan Imam Malik dan Imam bukhori dalam Adabul mufrod nya, sikap Ibnu Zubair R.A jika mendengar petir, maka beliau meninggalkan percakapan dan berdoa:
“سبحان الذي يسبح الرعد بحمده والملائكة من خيفته
(Subhanalladzi yusabbihur ra’du bi hamdihi wal malaikatu min khoifatihi)
“Mahasuci Allah, yang mana malaikat dan petir itu memuji-Nya karena takut terhadap-Nya.”