Hasan Al Basri dikenal sebagai imam yang masyhur di masanya. Beliau juga dikenal sebagai seorang ulama yang berani mengkritik penguasa. Salah satunya adalah Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqofi, pemimpin yang terkenal kejam.
Suatu hari Hajjaj mengadakan pesta dalam rangka pembukaan istana barunya. Banyak kalangan diudang, salah satunya para ulama. Hasan Basri pun turut serta menjadi bagian dari salah satu tamu undangan. Istana tersebut memang sangat megah. Bangunannya luas dengan arsitektur yang mempesona.
Dengan senang hati, Hasan Basri memenuhi undangan tersebut. Ketika acara dilaksanakan Hasan al Basri diberi kesempatan untuk memberikan tausiyah.
“Ini sebuah kesempatan untuk mengingatkan Al Hajjaj,” pikirnya. Maka dengan bahasa yang tegas Hasan memberikan ceramah. Tak ayal ceramahnya itu membuat Hajjajk merah telinganya. Ia marah besar terhadap apa yang diucapkan oleh Hasan al Basri.
“Kita mengetahui apa yang dibangun oleh manusia yang paling kejam. Dan kita dapati Firaun membangun istana lebih besar dan lebih megah daripada istana ini. Namun kemudian Allah Taa’la membinasakan bangunan Firaun itu. Andai saja Hajjaj sadar bahwa penghuni langit telah membencinya dan penduduk bumi telah memperdayakannya,” papar Hasan Basri berhenti sejenak.
Saat sunyi tersebut kemudian terdengar orang menegur Hasan Basri,”Cukup Wahai Hasan al Basri! Jangan diteruskan.” Namun perkataan itu tidak dipedulikannya. Hasan terus berpidato mengkritik kebijakan dan perilaku al Hajjaj dengan lantang.
Keesokan harinya al Hajjaj menumpahkan kemarahannya. “Celakalah kalian, seorang dari budak-bidah bBasrah itu telah memaki-maki kita dengan seenaknya. Tak satupun dari kalian yang bisa mencegah omongannya,” teriak al Hajjaj dengan nada geram.
Para pengawal kemudian disuruh mengambil paksa Hasan al Basri. Algojo disiapkan untuk menghukum mati Hasan al Basri.Tak lama, beliau pun pun sampai dihadapan Hajjaj dan langsung dibawa ke tempat hukuman.
Tampak algojo memegang pedang berkilat-kilat dan siap menunaikan tugasnya. Ketika situasi mencekam ini, Hasan al Basri justru tampak tenang.
Dari bibirnya terlihat mengucapkan sesuatu seperti berdoa. Sesaat kemudian Hasan al Basri dengan cahaya kewibaannya berjalan mendekati Hajjaj. Melihat hal itu nyali Hajja menjadi ciut. Kemudian dengan ramah ia berucap,”Silakan duduk di sini.”
Keduanya juga tampak bicara dengan akrab. Tentu kejadian ini membuat yang orang yang berada di ruangan tersebut terbengong-bengong. Apalagi ketika Hajjaj menyemprotkan minyak wangi di jenggot Hasan Al Basri. Setelah beberapa lama bercengkerama, Hasan Al Basri pamit dan diantar Hajjaj sampai pintu gerbang.
Hasan pun pulang ditemani para pengawal Hajjaj. Tak sedikit para pengawal itu penasaran dan bertanya-tanya apa yang dilakukan Hasan al Basri sehingga dirinya lolos dari pedang algojo.
Salah satu pengawal itu kemudian memberanikan diri bertanya,”Apa doa Anda sehingga lolos dari hukuman mati?”
Hasan pun menjawab,”Aku berdoa seperti ini : “Wahai yang Maha Melindungi dan tempatku bersandar dalam kesulitan. Jadikan amarahnya menjadi dingin dan menjadi keselamatan bagiku sebagaimana Engkau api menjadi dingin dan keselematan bagi Ibrahim.”