Hati merupakan pusat dari seluruh anggota tubuh manusia. Jika hati ini baik, maka seluruhnya akan baik pula. Sebaliknya, jika hati itu rusak, penyakit hati menjangkiti, maka rusak juga seluruh anggota.
Sebagaimana yang Nabi sabdakan:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. رواه البخاري ومسلم.
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka) buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati”. (HR al Bukhari dan Muslim)
Kerusakan hati merupakan suatu hal yang fatal, karena penyakit hati lebih rumit untuk diobati daripada penyakit yang terjadi secara zahir, karena penyakit hati merupakan penyakit batin.
Di antara penyakit hati yaitu ‘Ujub, Takabbur, Sum’ah, dan Hasud.
Dalam kitab Imam an-Nawawi, at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qurân¸ ada doa yang berbunyi:
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ قُلُوْبَنَا وَأَزِلْ عُيُوْبَنَا وَتَوَّلَنَا بِالْحُسْنَى وَزَيِنَّا بِالتَّقْوَى وَاجْمَعْ لَنَا خَيْرَ الآخِرَةِ وَالْأُوْلَى وَارْزُقْنَا طَاعَتَكَ مَا أَبْقَيْتَنَا
”Ya Allah, perbaikilah hati kami, hilangkanlah keburukan kami, bimbinglah kami dengan jalan yang terbaik, hiasilah kami dengan ketakwaan, kumpulkanlah bagi kami kebaikan akhirat dan dunia dan anugerahkanlah kami ketaatan kepada-Mu selama Engkau menghidupkan kami. (Imam an-Nawawi, at-Tibyân fî Adâb Hamalati al-Qurân, Dar el-Minhaj, halaman 185)
Meski doa ini masuk ke dalam bagian doa Khotmil Qur`an, secara lafaz dan isi yang terkandung dari doa di atas, kita dapat juga membacanya agar hati kita diperbaiki oleh Allah SWT.