Ditemukan 5 Kuburan Massal Di Rakhine

Ditemukan 5 Kuburan Massal Di Rakhine

Ditemukan 5 Kuburan Massal Di Rakhine
Anak-anak menjadi korban konflik Rohingya

Terkuaknya lima kuburan massal di Rohingya menguatkan dugaan adanya genosida secara terencana terhadap minoritas muslim Myanmar ini. Disebutkan pembunuhan massal tersebut terjadi ketika operasi besar-besaran militer akhir Agustus tahun lalu. Kemungkinan besar masih terdapat kuburan massal lain yang belum ditemukan di Rakhine. Lima kuburan massal ditemukan ada di Desa Gu Dar Pyin, Buthidaung.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee,menyebutkan penemuan kuburan massal merupakan bagian dari tanda-tanda adanya genosida dan harus ada penyelidikan.

“Sebelum Myanmar dan rakyatnya dan transisi demokrasinya melangkah lebih jauh, saya pikir Myanmar perlu membersihkan bagasinya: Anda melakukannya, atau tidak? Dan jika mereka terbukti melakukannya, maka harus ada pertanggung jawaban dan akuntabilitas,” tambah Yanghee Lee.

Foto-foto citra satelit dan rekaman video menunjukkan bukti yang sama dengan kesaksian para warga desa yang berhasil melarikan diri ke negara tetangga Myanmar, Bangladesh. Wartawan AP, Foster Klug mengatakan bahwa bagaimana pihaknya mengindentifikasi kuburan massal dengan mencocokkan citra satelit dan rekaman video dengan kesaksikan para warga.

“Kami menggalinya dengan mewawancarai sekitar 30 penduduk desa tentang diskripsi rinci dari kuburan-kuburan massal itu, lokasinya di desa, apa saja yang ada di dalamnya. Begitu kita mendapat keterangan rinci maka kita cocokkan dengan keterangan warga desa lain untuk memetakan lokasi kuburan-kuburan massal tersebut,” papar Foster Klug.

Di dalam lima kuburan massal tersebut diperkirakan terdapat 400 jenazah. Sebelumnya pemerintah Myanmar membantah semua laporan tentang pembunuhan massal dan menuding Rohingya sebagai pihak yang berada di belakang kekerasan. Sementara itu Menteri Besar Negara Bagian Rakhine, Tin Maung Swe mengatakan bahwa pihak berwenang akan menyelidiki penemuan itu.

“Kami baru saja mendengar berita ini dan meminta para pejabat setempat untuk mencari tahu dan mengecek benar atau tidak,” ungkapnya seperti dilansir oleh BBC.