Adzan tidak hanya menjadi tanda masuk shalat, tapi sekaligus menjadi syiar Islam. Makanya, meskipun kita sudah tahu waktu shalat sudah masuk dengan melihat tanda dari matahari misalnya, tetap saja dianjurkan untuk mengumandangkan adzan, khususnya bagi orang yang shalat berjamaah. Sebab itu, setiap masuk waktu shalat dianjurkan untuk adzan, kemudian disusul dengan shalat berjamaah.
Pada adzan adzan dikumandangkan dianjurkan untuk mendengarkannya. Selain mendengarkan dianjurkan pula mengulangi bacaan yang dibaca muadzin. Misalnya, ketika muadzin melafalkan kalimat “Allahu Akbar Allahu Akbar”, kita dianjurkan mengulanginya dengan suara pelan.
Dalam hadis disebutkan, “Apabila kamu mendengar suara adzan, ulangilah bacaan yang dilafalkan muadzin” (HR: Bukhari dan Muslim)
Akan tetapi, pada saat muadzin membaca kalimat “Hayya ‘ala al-Shalah” dan “Hayya ‘alal falah” dianjurkan membaca kalimat, “La Haula wa la Quwwata Illa billah”. Anjuran ini sebagaimana disebutkan dalam hadis:
وإذا قال حي على الصلاة، قال: لا حولا ولا قوة إلا بالله، وإذا قال حي على الفلاح، قال لا حولا ولا قوة إلا بالله
“Apabila muadzin melafalkan, ‘Hayya alas shalah’ baca ‘La Haula wa la quwwata illa billah. Dan ketika muadzin baca ‘hayya ‘alal falah’, bacalah ‘La haula wa la quwwata illa billah’”. (HR: Bukhari)
Dalam hadis lain disebutkan, orang yang membaca kalimat itu dalam hatinya akan masuk surga. Karenanya, agar mendapatkan pahala kesunnahan, biasakan membaca kalimat yang telah dijelaskan di atas pada saat mendengar suara adzan.