Alkisah ditengah padang yang sepi Nabi Musa ‘alaihis salam kebetulan melewati seorang gembala yang sedang bercakap seorang diri,
“…di manakah Engkau, supaya aku dapat menjahit bajuMu, menisik kasutMu dan menata peraduanMu? Di manakah Engkau, supaya aku dapat menyisir rambutMu dan mencium kakiMu? Di manakah Engkau, supaya aku dapat mengilapkan sepatuMu dan membawakan air susu untuk minumanMu?”
“Bicara dengan siapa kamu?” Nabi Musa penasaran.
“Dengan Penciptaku, yang menguasai segalanya…”
“Apa??!” Nabi Musa murka seketika, “Alangkah lancang mulutmu! Kau kotori kesucian Tuhan dengan ucapan-ucapanmu itu!”
Si gembala terpukul oleh teguran keras Sang Nabi. Ia pun menyingkir dengan berurai air mata,
“Mulai sekarang, aku akan menutup mulutku selamanya…”
Nabi Musa membiarkannya berlalu, diam-diam merasa lega telah menunaikan tanggung jawabnya menjaga kesucian Tuhan. Tapi tak bisa lama. Kalam Allah menghentaknya,
“Mengapa engkau menghalang antara Aku dengan kekasihKu? Mengapa engkau pisahkan pencinta dari Kekasihnya?”
Bersambung…
Sumber: http://teronggosong.com/2013/03/di-mana-tuhan/