Dekorasi Natal Dijual di Arab Saudi untuk Pertama Kalinya

Dekorasi Natal Dijual di Arab Saudi untuk Pertama Kalinya

Natal di Arab kini jadi hal biasa, bahkan beberapa pernak-pernik khas natal dijual secara terbuka di banyak tempat. Ini berkat reformasi Pangeran Salman

Dekorasi Natal Dijual di Arab Saudi untuk Pertama Kalinya
A Syrian couple poses for a picture while gathering around a Christmas tree in the capital Damascus’ central neighbourhood of Qassaa on December 21, 2018. / AFP / LOUAI BESHARA

Suasana Natal tampaknya bisa di lihat di Arab Saudi. Untuk pertama kalinya di beberapa toko souvenir menjual pohon Natal berikut dengan ornamen yang berkilauan.  Hal ini menjadi pemandangan baru dan tak terpikirkan sebelumnya.

“Saya tidak pernah membayangkan akan melihat ini di Arab Saudi,” tutur seorang penduduk Riyadhseperti dilansir laman alarabiya.net.

Disebutkan hampir tidak mungkin untuk menjual barang-barang semacam itu secara terbuka di Arab Saudi. Namun semenjak adanya Islam terbuka dan moderat yang dikembangkan Putra Mahkota Mohammed bin Salman perlahan mulai ada kelonggaran terkait natal di Arab.

“Sangat sulit untuk menemukan barang-barang Natal seperti itu di sini (sebelum reformasi Arab-red),” tambah Mary, seorang ekspatriat Lebanon yang berbasis di Riyadh.

Mary juga menambahkan, selama ini ia dan banyak temann-temannya yang biasa membeli pohon Natal dari Lebanon atau Suriah ikut gembira. Saat ini berapa  toko yang menjual pernak-pernik natal seperti pohon, pakaian Sinterklas, ornamen lainnya dijual secara terbuka. Bahkan dijadikan liburan dan warga banyak yang memotret, selfie dan lain sebagainya.

Banyak hal berubah setelah Kerajaan mengeluarkan dekrit 2016 tentang pembatasan “polisi agama” untuk mengejar dan menangkap pelanggar syariah. Kelonggaran sikap ini terlihat juga pada bulan Februari saat perayaan Valentine Day.  Padahal sebelumnya hal tersebut sangat tabu dan dilarang di sana karena dianggap tidak Islami. Toko -toko menjual mawar merah dan boneka beruang untuk merayakan Hari Valentine.

Bahkan sebuah surat kabar Saudi mencantumkan beberapa restoran yang memungkinkan para tamu merayakan Hari Valentine, termasuk salah satu yang menawarkan menu bertema dengan pengaturan khusus untuk kejutan Valentine.

Baca juga: Sebenarnya, Boleh Nggak sih Ngucapin Natal?

Hal ini kian menunjukkan bahwa di negara yang identik dengan muslim ini sekarang sudah lebih terbuka. Reformasi ala Pangeran Salman memang ingin menjadikan Arab yang selama ini dianggap konservatif dan begitu tertutup menjadi lebih terbuka. Lagipula, di jazirah Arab sendiri tidak semuanya muslim, banyak juga pemeluk agama lain.

Banyaknya penjual pernak-pernih khas natal ini juga kian jadi bukti, Arab tidak selamanya Islam saja, ada kebudayaan dan agama-agama lain yang tinggal di sana dan tidak banyak orang yang tahu.