Saat ada artis atau tokoh yang ‘masuk Islam’, kita seperti ‘ketiban duren’, senangnya bukan main. Beberapa kali kita menyaksikan, ada sebagian kelompok yang berusaha ‘mengajak’ dengan sedikit ‘terpaksa’ kelompok pemeluk agama lain. Misalnya dengan berdebat, yang kalah debat, dipersilakan untuk konversi agama.
Media sosial kita hari ini mengenalnya dengan istilah Log-in, terma yang dipopulerkan oleh Habib Husein Jafar al-Haddar. Meskipun dalam praktiknya, Habib Jafar tidak menggunakan istilah tersebut untuk memaksa orang lain konversi, namun beberapa netizen malah sering menggunakannya untuk sesuatu yang tak sesuai dengan awal diperkenalkannya.
Dalam beragama, orang-orang yang tergolong ke dalam misionaris biasanya mempunyai misi agar bisa membuat orang lain ikut ke dalam agamanya. Tidak bisa dipungkiri sebagian golongan Muslim juga menjadi orang yang misionaris, yang rela melakukan apapun untuk menjadikan orang lain masuk ke dalam agama Islam sekalipun cara yang ia tempuh berbahaya.
Padahal jika kita menelisik ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah, baik berupa firman Allah (al-Quran) ataupun sunnah Rasulullah (al-Hadis), tidak ada satupun dalil yang menjelaskan secara pasti bahwa setiap orang harus menjadi Muslim sehingga mengharuskan orang-orang yang sudah Muslim untuk bisa mengkonversi non-muslim menjadi muslim.
Risalah yang dibawa Rasulullah saw sejatinya adalah risalah ilahi yang bersifat penyampaian kebenaran yang berasal dari Allah. Sehingga keputusan untuk menerima atau tidak tentang kebenaran tersebut bukan menjadi ranah bagi orang yang menyampaikan kebenaran. Hal ini tergambar di dalam beberapa firman Allah SWT sebagai berikut.
Pertama, QS. Al-Maidah [5]:92:
وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَٱحۡذَرُواْۚ فَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ
“Taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah! Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (ajaran Allah) dengan jelas.”
Kedua, QS. Al-Qashash [28]: 56:
إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ
“Sesungguhnya engkau (nabi Muhammad) tidak (akan dapat) memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Dia paling tahu tentang orang-orang yang (mau) menerima petunjuk.”
Pada kedua firman tersebut terlihat bahwa tugas utama yang diberikan oleh Allah adalah menyampaikan bukan melakukan islamisasi kepada seluruh umat manusia. Karena untuk menjadi Muslim memerlukan hidayah dari Allah. Sehingga sekeras apapun manusia berusaha untuk mengajak, jika hidayah belum datang kepada orang yang diajak untuk masuk ke dalam agama Islam, maka tidak akan ada hasil kecuali penolakan dari orang yang bersangkutan.
Terlebih Allah juga sudah menyebutkan di dalam firman-Nya bahwa tidak ada paksaan dalam beragama. Sehingga setiap orang bisa menilai Islam dan masuk menjadi Muslim karena ia sadar akan adanya kebenaran bukan dengan paksaan.
Risalah yang harus disampaikan ini tidak hanya tertentu bagi Rasulullah saw saja. Melainkan untuk seluruh umat Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah (sesuatu yang berasal) dariku meskipun hanya satu ayat.”
Di dalam hadits tersebut menggunakan kata seru yang berasal dari kata ballagha yang berarti menyampaikan. Sehingga dapat diketahui bahwa Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk menyampaikan risalah tentang Islam bukan memaksakan Islam agar bisa menjadi agama bagi setiap umat manusia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Islam memang menjadi agama yang benar dari Allah swt. Namun kebenaran ini tidak lantas mengharuskan Muslim menjadi misionaris yang dituntut untuk bisa membuat seluruh umat manusia menjadi Muslim.
Islam adalah agama kasih sayang bukan agama yang memaksa. Sehingga tugas Muslim sebenarnya adalah menyampaikan kebenaran dengan bersikap dan berbicara sebagaimana ajaran Islam tanpa harus menghalalkan segala cara agar bisa membuat Islam menjadi agama satu-satunya.
Wallahu ‘alam.