Dakwah Para Habaib itu Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan dan Perdamaian

Dakwah Para Habaib itu Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan dan Perdamaian

Dakwah Para Habaib itu Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan  dan Perdamaian

Para Habaib (jamak dari Habib) diharapkan terus melakukan dakwah sufistik seperti para pendahulunya. Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Agama Lukman Hakim saat membuka International Conference on the Dynamics of Hadhramis in Indonesia di Jakarta baru baru ini

Menag mencontohkan dakwah sufistik yang dilakukan oleh Habib Ali bin Abdurrahman melalui Majelis Taklim di Kwitang. Majlis ini bahkan bertahan hingga lebih dari satu abad. Menurut Menag inti ajaran Habib Ali yang terkenal juga dengan sebutan Habib Kwitang berlandaskan tauhid, solidaritas sosial, dan akhlaqul karimah. “Kita berharap golongan Sayyid atau Habaib melanjutkan kiprah para leluhurnya dalam dakwah perkembangan Islam di Indonesia,” tuturnya.

Ditambahkannya ajaran dakwah Habib Ali berupa pelatihan kebersihan jiwa, tasawuf mu’tabarah, dialog antara makhluk dengan al-Khalik serta antara sesama makhluk. “Kita tidak pernah mendengar Habib Ali mengajarkan ideologi kebencian, berpolitik praktis, iri, dengki, ghibah, fitnah, dan namimah atau adu domba. Habib Ali mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari Ahlul Bait yang intinya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menghotmati hak setiap manusia tanpa membedakan latar belakang status sosial mereka,” sambungnya seperti dilansir kemenag.go.id

Menag menilai bahwa hakikat dakwah mereka adalah akhlak dengan mengajarkan kedamaian, kesejukan, dan keramahtamahan. “Ini yang menurut saya penting dalam konteks kekinian, di tengah kontestasi politik yang sangat keras, tekanan intensi kehidupan yang semakin kompleks, maka kita harus kembali kepada akhlak mulia, kepada ajaran pendahulu kita, khususnya para habaib, sayyid, dan mereka yang memiliki kedalaman ilmu agama,” tandasnya.

Konferensi yang digelar LIPI bekerjasama dengan The Hadhramaut Center for Historical Research Documentation and Publication, Menara: Study and Research Center of Arab Descents in Indonesia, serta Balai Litbang Agama Jakarta. Tampak hadir, Kepala LIPI Bambang Subiyanto dan sejumlah Duta Besar negara sahabat, seperti Mesir, Yaman, dan Palestina. Konferensi internasional ini menghadirkan sejumlah Narasumber yang hadir, antara lain: Azyumardi Azra (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Syed Farid Alatas (National University Singapore), Huub de Jonge (Radbound University, Netherlands), serta Martin Siama (Austrian Academy os Sciences).