Rasulullah seringkali mencium kening atau pipi anaknya. Ini bentuk perhatian dan kasih sayang beliau kepada anaknya. Tidak hanya anak, Rasul juga terbiasa mencium cucunya.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan, sahabat Nabi Aqro’ bin Habis al-Tamimi sedang duduk bersama Rasulullah. Aqro’ melihat Rasulullah sedang mencium cucunya Hasan. Aqro’ sontak berkata, “Nabi, aku punya anak 10, tidak ada satu pun yang pernah aku cium.” Rasulullah pun akhirnya memberi nasihat, “Ciuman ke anak itu bagian dari bentuk kasih sayang. Kalau kamu ngak pernah mengekpresikan kasih sayangmu, jangan harap kamu juga disayangi mereka.” (HR: Bukhari)
Pesan Rasulullah ini sangat penting diterapkan dalam keluarga. Orang tua mesti menunjukkan kasih sayang kepada anaknya, supaya anak merasa disayangi oleh kedua orang tuanya, dan kelak nanti mereka akan membalas kasih sayang itu. Bahkan Rasul mengingatkan, jangan harap mendapat kasih sayang dari anak apabila orang tua tidak pernah menunjukkan kasih sayang itu.
Menunjukkan kasih sayang itu tidak selalu dengan memberi uang, hadiah, ataupun materi lainnya. Hal sederhana yang bisa dilakukan orang tua adalah mencium anaknya, seperti yang sudah dicontohkan Rasulullah. Misalnya, sebelum berangkat kerja atau pulang kerja, kita mencium kening atau pipi anak. Ini sangat mudah dilakukan, dan berati penting bagi anak.
Karena itu, menurut Ustadz Ahong, mencium kening anak sebelum berangkat kerja, sebetulnya juga bagian dari sunnah Rasulullah. Karena, di dalam hadis yang dikutip di atas, Rasulullah sangat senang mencium cucunya, Hasan dan Husein, dan di dalam riwayat lain juga disebutkan Rasulullah suka mencium putrinya, Fatimah.