Cari Ustadz di Universitas? Cari Politisi di Masjid?

Cari Ustadz di Universitas? Cari Politisi di Masjid?

Cari Ustadz harusnya di mana sih yang ideal?

Cari Ustadz di Universitas? Cari Politisi di Masjid?

Saya ingin ketemu politisi,” katanya begitu ia tiba di Jogja.

“Kalau begitu, silakan datang ke masjid,” kata seorang warga yang ditemuinya.
“Ke masjid?” si wartawan kaget dan bingung. “Bukannya masjid itu tempatnya ustadz?”
Jika ini benar, teori sekularisasi benar-benar dijungkirbalikkan.
“Sampeyan keliru, Kalau mau ketemu ustaz, pergilah ke universitas.”
“Ada-ada saja anda ini,” ia tambah bingung, Ini lebih kacau lagi. “Universitas kan tempatnya intelektual?”
“Ah, sampeyan keliru lagi, Kalau mau ketemu intelektual, pergilah ke warung angkringan.”
“Waduh…” kepala si wartawan mulai pening, “Warung angkringan kan tempat para broker dan orang-orang kurang kerjaan?”

“Sampean perlu lebih banyak bergaul di sini,” kata warga itu dengan senyum bijaksana. “Kalau mau ketemu broker dan orang-orang yang kurang kerjaan, silakan pergi ke gedung Parlemen.”

Kepala si wartawan benar-benar makin seperti dipilin-pilin. Tapi ia ingin terus mengejar lawan bicaranya. “Parlemen kan tempat wakil rakyat…?”

“Sampeyan wartawan tapi mungkin kurang baca berita ya…? Kalau mau ketemu wakil rakyat, silakan pergi ke tahanan KPK,” jawab si warga tadi sambil setengah terkekeh,
“Waduh, tobat saya… Di sana kan tempatnya para koruptor…?”
“Nah ini…kalau mau ketemu koruptor silakan datang ke partai-partai politik.”
“Bagaimana ini…?” si wartawan sudah merasa nyaris tidak sanggup lagi mengikuti nalar lawan bicaranya, Tapi ia ingin mencoba untuk terakhir kali, “Partai politik kan tempatnya para politisi?”
“Laaah…sampeyan masih belum paham juga, Kalau mau ketemu politisi, datanglah ke masjid, Kan sudah saya kasih tahu dari awal…?”

Si wartawan Amerika itu pun hanya bisa melongo.

“Ini Indonesia Bung… Jangan gampang terjebak kategori, Mungkin bagi anda ini semua tampak membingungkan, Tapi asal tahu saja, kami rakyat punya rumus yang jitu untuk mengatasi kebingungan seperti itu…”
“Apa itu…?”
“Jangan percaya agamawan yang selalu berbusa-busa bicara politik dan jangan pernah percaya politisi yang sibuk bicara agama…!!!”

Ituuu…!!!