Suatu hari seorang saudagar kaya dari Naisapur ingin menagih utangnya yang dipinjam oleh orang yang jauh di kota tempat ia tinggal. Sebelum berangkat ia agak kebingungan. Pasalnya saudagar kaya itu mempunyai pelayan yang sangat cantik. Ia bingung kepada siapa ia harus menitipkan pelayan dan menjaga pelayannya tersebut.
Setelah berfikir agak lama akhirnya saudagar itu menemukan solusinya. “ Aku titipkan saja pelayan ku yang cantik ini kepada orang soleh yang bernama Hazrat Utsman Hariri,” pikirnya. Tanpa pikir panjang ia kemudian menitipkan pelayan tersebut kepada Hazrat Utsman. Akhirnya pelayan cantik itu berada di rumah Utsman.
Pada suatu ketika tanpa disengaja Hazrat Utsman Hariri melihat wajah cantik pelayan tersebut. Hatinya tergetar dan langsung jatuh cinta. Namun beruntung Hazrat Ustman mampu mengendalikan dirinya. Hatinya menjadi gundah. Akhirnya ia memutuskan untuk sowan kepada guru spiritualnya yang bernama Hazrat Abu Nafs al Hadad. Setelah bertemu, gurunya itu kemudian menyuruhnya untuk menemui seorang ulama yang bernama Yusuf bin Husain.
Lalu berangkatlah Utsman untuk menemui Yusuf bin Husain. Ketika tiba di kota yang ditempati Yusuf bin Husain banyak orang yang mencegah untuk menemui ulama yang disarankan gurunya itu. Menurut beberapa orang yang dijumpainya, Yusuf bin Husain itu adalah ulama yang mengajarkan aliran sesat. Mendengar hal tersebut, Ustman kemudian memutuskan untuk pulang dan menemui gurunya.
“Kenapa kamu kembali,” ujar gurunya.
“Saya mendengar Yusuf mengajarkan aliran sesat,”jawab Utsman.
“Saya kira kamu harus kembali ke sana lagi dan temuilah Hazrat Yusuf bin Husain,” perintah gurunya.
Tanpa pikir panjang, Ustman kembali menemui Yusuf bin Husain. Namun betapa kagetnya ketika Yusuf tampak bersama dengan pemuda tampan dan sebotol anggur serta cawan dihadapannya. Pikiran Utsman bertambah tidak mempercayai apa yang dilihatnya. Ia suudzon dengan Yusuf. Kemudian terdengarlah Hazrat Yusuf mulai bicara. Kata-katanya indah sehingga Hariri terpukau.Wajahnya memancarkan kesalehan. Namun kemudian ia menenangkan diri dan menanyakan perihal perilaku anehnya.
“ Kenapa melakukan hal demikian Syeikh?”
“ Pemuda tampan ini adalah anakku. Ia sedang belajar Al Qur’an bersama denganku. Sementara botol yang seperti anggur ini sebenarnya adalah air biasa. Dan mengapa aku bertingkah laku aneh seperti ini karena ada penyebabnya. Karena aku ingin terhindar dan para saudagar yang menitipkan pelayan cantiknya kepadaku ketika dirinya pergi.”