Empat Cara Pelaksanaan Haji

Empat Cara Pelaksanaan Haji

Empat Cara Pelaksanaan Haji

Perbedaan tempat asal jamaah terkadang harus membuat jamaah memilih cara yang tepat untuk melaksanakan ibadah haji. Karena ibadah haji cukup menguras tenaga. Untuk itu, Islam memberikan beberapa cara bagi para jamaah untuk memilih cara-cara pelaksanaan haji berikut ini agar sesuai dengan kondisi jamaah.

Syekh Ahmad Syihabuddin bin an-Naqib as-Syafii dalam kitabnya yang berjudul “Umdatus Salik wa Iddatun Nasik” menyebutkan empat cara melaksanakan haji:

Tamattu’

Haji dengan cara tamattu’ ialah mengerjakan umrah terlebih dahulu, baru mengerjakan haji. Cara ini wajib membayar dam. Biasanya jamaah yang mengikuti cara ini memakai baju ihram di miqat dengan niat umrah pada musim haji. Kemudian baru pada waktu haji (8 Dzulhijjah) berniat ihram kembali untuk haji.

Cara ini mungkin cocok untuk penduduk Indonesia yang biasanya berangkat haji lebih awal. Sehingga para jamaah haji bisa menggunakan waktunya untuk umrah terlebih dahulu sebelum haji.

Bagi seorang yang berhaji tamattu’ kemudian tidak menemukan hadyu (sembelihan) untuk membayar dam, maka orang tersebut wajib menggantinya dengan puasa selama tiga hari ketika musim haji dan tujuh hari ketika pulang ke tanah airnya.

Sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al-Baqarah: 196:

فَمَنْ تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya: Siapa yang mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat, tetapi jika tidak mendapatkannya, maka (wajib) berpuasa tiga hari (dalam) musim haji dan tujuh hari setelah kembali. Hal itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak tinggal di sekitar masjidil haram. Bertakwalah kepada Allah Swt dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras hukumannya.

Disunnahkan melaksanakan puasa tiga hari sebelum hari arafah. Jika setelah arafah belum juga melaksanakan puasa tiga hari, maka puasa tersebut harus dilakukan sebelum puasa tujuh hari, walaupun sudah berada di rumah dengan syarat harus memberikan jeda beberapa hari dengan perkiraan waktu perjalanan pulang ditambah empat hari baru melaksanakan puasa tujuh hari.

Ifrad

Haji ifrad ialah mengerjakan haji saja. Cara ini tidak wajib membayar dam, pelaksanaan haji dengan cara ifrad ini dapat dipilih oleh jemaah haji yang kedatangannya mendekati waktu wukuf ± 5 (lima) hari sebelum wukuf. Bisa juga digunakan oleh jamaah Indonesia jika kedatangannya mendekati wukuf. Orang yang berhaji Ifrad cukup berniat haji di miqat kedatangannya. Setelah berhaji baru berniat ihram untuk umrah.

Qiran

Haji Qiran adalah melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan, yakni melakukan niat haji dan umrah secara bersamaan di miqat. Seorang qarin (orang yang berhaji qiran) hanya cukup meringkas dengan melakukan haji saja. Atau berihram dengan niat umrah terlebih dahulu, kemudian sebelum melakukan thawaf, ia berniat haji.

Dan jamaah haji yang boleh melakukan haji qiran adalah hanya orang yang tinggal di sekitar Masjidil Haram dan jaraknya tidak seukuran jarak bolehnya mengqashar shalat.

Ithlaq

Yakni niat masuk ibadah dengan mutlak tanpa mengkhususkan untuk haji, umrah, maupun qiran. Bagi orang yang melakukan cara ini, dia menyerahkan semua pahala atas ibadah yang ia lakukan kepada Allah Swt. Dan Allah lah nanti yang akan membalas ibadahnya.

Di antara keempat cara di atas, yang paling utama (afdhal) adalah ifrad, baru kemudian tamattu’, qiran dan ithlaq.

 Wallahu A’lam.