Istighfãr, memohon ampun kepada Allah, merupakan salah satu laku yang sangat dibenci setan. Karena usaha utama setan itu menggoda dan membujuk kita untuk berbuat dosa. Sementara istighfãr menghapus dosa. Ini berarti membuat usaha Bani Iblis itu sia-sia.
Istighfãr disukai dan dianjurkan oleh Allah. Bagi yang suka dalil dan tidak puas tanpa adanya dalil, bisa dengan mudah menemukan dalil-dalil keutamaan istighfãr di Kitab suci Al-Qur’an, kitab-kitab hadis, mau pun aqwãlul ‘ulama.
Tokoh alim besar dari Basrah, Syeikh Hasan Basari (642-728 M), pernah ditanya, “Orang berdosa beristighfar dan bertaubat, lalu berdosa lagi dan taubat lagi, sampai kapan?” Syeikh Hasan menjawab, “Sampai setan putus asa.”
Istighfãr, di samping untuk memohon ampun, mempunyai banyak ‘dampak positif’. Sehingga ada sementara ulama yang memberi nasehat, “Bila engkau mempunyai permohonan yang ‘kompleks’ dan tidak memiliki banyak waktu untuk berdoa, beristighfãrlah saja. Istighfãr bisa mewakili semua permohonanmu.
Rasulullah SAW, yang tidak mempunyai dosa saja, selalu beristighfãr setiap hari tidak kurang dari 70x. Bagaimana dengan kita yang penuh dosa ini?
Kiaiku menganjurkan agar kita beristighfàr setidaknya 100x sehari. Bisa dicicil 20x setiap habis salat. Syukur ditambah nol(0)nya menjadi 1000/200x. Lebih baik lagi bila disempurnakan dengan membaca Sayyidul Istighfãr, ‘Bapaknya Istighfãr’
(Allahumma Anta Rabbi lã ilãha illa Anta, khalaqTanii wa anã ‘abduKa wa anã ‘alã ‘ahdiKa wawa’diKa mãstatha’tu, a’udzu biKa min syarri mã shana’tu abü-u laKa bini’matiKa ‘alayya wa abü-u bidzanbii faghfir lii, fainnahu lã yaghfirudz-dzunüba illa Anta.
Syukur setiap habis salat subuh kita baca 10x :
“أستغفر الله العظيم الذي لا اله الا هو الحي القيوم واتوب اليه”
Catatan: Baca istighfãr dengan ‘niat’ memohon ampun, tanpa mengingat-ingat ‘dampak positif’ yang lain. Biar ‘dampak-dampak positif’ itu datang dengan sendirinya…
Sumber facebook beliau di sini