Buya Syakur: Nabi Sendiri Juga Menganjurkan Kesenian

Buya Syakur: Nabi Sendiri Juga Menganjurkan Kesenian

Kesenian tidak haram selama tidak melanggar syariat, bahkan Nabi sendiri menganjurkannya.

Buya Syakur: Nabi Sendiri Juga Menganjurkan Kesenian
Buya Syakur

Masalah musik selalu ditanyakan di berbagai pengajian, termasuk dalam pengajian Buya Syakur Yasin, seorang ulama dari Indramayu. Dalam pengajiannya, ada yang bertanya kepada Buya Syakur terkait hukum musik dan bagaimana pandangan beliau tentang orang yang mengharamkan musik.

Buya Syakur mengatakan kalau memang ada yang berpendapat musik haram, ya sialahkan saja, tidak usah dengar musik, tutup telinga. Kalau kondangan ada musik, tinggal tutup kuping. Itu konsekuensi dari keyakinan sendiri. Buya Syakur tidak ingin membenturkan antara satu pendapat dengan pendapat lain. Pilihlah pendapat sesuai keyakinan dan amalkan masing-masing dan jangan saling menyalahkan.

Meskipun demikian, Buya Syakur memberi catatan terhadap orang yang mengharamkan musik, karena faktanya dalam sejarah Islam, ketika Islam berkembang di Cordoba, banyak orang Inggris dan Prancis belajar musik kepada orang Islam. “Orang Islam di Cordoba itu bukan hanya arsitektur ya, tapi juga musik, sampai masalah kuliner dan fashion” Jelas Buya Syakur.

Bagi Buya Syakur musik itu justru menenangkan, bahkan membuat semakin dekat dengan Tuhan. Mendengarkan musik ada kenikmatan tersendiri. Apalagi kalau mendengar orang baca al-Qur’an dengan suara yang Indah.

“Saya mendengarkan musik mendapatkan kenikmatan tersendiri, dan bukan menjauhkan dengan Allah, Bahkan mendekatkan diri betapa hebatnya Allah. Apalagi kalau orang baca al-Qur’an, suaranya enak dikemas dengan seni. Nabi sendiri juga menganjurkan kesenian. Baguskan suaramu (ketika baca al-Qur’an)” Tambah Buya Syakur.

Buya Syakur mencontohkan kalau kita shalat berjemaah, bila bacaan dan suara imam shalat bagus, shalat makmum juga semakin khusyuk dan tenang. Sebaliknya, kalau bacaan dan suara imam kurang bagus, jemaah juga kurang fokus.

Dilihat dari sejarahnya, musik awalnya menyatu dengan ibadah. Dalam pandangan Buya Syakur, musik pada mulanya dilakukan ketika melakukan peribadatan kepada Tuhan. Mendengar musik dulunya di tempat-tempat ibadah. Bahkan sampai sekarang, dalam Islam sendiri, masih ada beberapa thariqah yang ritualnya dibarengi dengan tabuhan dan tarian. Ketika musik keluar dari tempat ibadah, barulah menjadi kesenian dan bermacam-macam alirannya: ada yang Jazz, Pop, Country, Reggae, dan lain-lain.

*Selengkapnya tonton video pengajian Buya Syakur di bawah ini: