Burcin Mutlu-Pakdil bisa jadi sama dengan kita. Mungkin, sebagian dari kita pernah memiliki cita-cita di masa kecil sebagai astronot. Tidak terkecuali dengan teman saya yang saat itu kami masih duduk di bangku tingkat SMP. Dia adalah satu-satunya perempuan di kelas yang memiliki cita-cita sebagai astronot. Sangat langka. Dan saat ini, saya benar-benar takjub dan terinspirasi dengan wanita muslim berhijab yang lahir di Istanbul dan memilih perjalanan hidupnya di bidang sains, khususnya pada astrofisika, yaitu ilmu tentang fisika bintang di alam semesta.
Seperti perepuan lain pada umumnya, atau bisa dikatakan sama halnya dengan anak remaja lain yang dilanda galau saat ingin menentukan jurusan kuliah, perempuan hebat bernama Burcin Mutlu-Pakdil ini juga merasa bimbang untuk mengambil konsentrasi ilmu yang akan ia pelajari. Saat saudara Burcin menyarankan untuk mengambil dan mendalami ilmu seperti Einsten, hal itu justru mendapatkan penolakan dari beberapa pihak, terutama dari lingkungan eksternal. Karena di lingkungan Burcin, merupakan hal tabu bagi seorang perempuan untuk belajar sains di luar kota kelahiran.
Semangat dan kecintaannya terhadap ilmu sains, khususnya astrofisika, membuat Burcin harus meninggalkan Istanbul dan hijrah ke Ankara, salah satu provinsi di Turki. Burcin sangat suka memandangi langit dan bintang-bintang di malam hari, ia tidak menyangka jika suatu hari salah satu nama galaksi di alam semesta ini akan mengadopsi dari namanya. Hambatan-hambatan eksternal tidaklah menjadi hambatan yang sesungguhnya, akan tetapi Burcin menjadikannya sebagai pengisi baterai semangatnya untuk menekuni ilmu yang ia senangi.
Burcin menyelesaikan studi Doktoralnya, lalu ia melanjutkan Pasca Doktoral dan melibatkan dirinya untuk melakukan penelitian di Observatorium Steward Universitas Arizona, Amerika Serikat. Di observatorium tersebut Burcin menganalisis data-data yang terekam oleh teleskop, data-data yang dapat mengungkap keajaiban alam semesta. Burcin bersama teamnya mengamati galaksi, bagaimana galaksi terbentuk dan berubah seiring waktu. Ada sekitar lebih dari satu triliun galaksi di alam semesta ini. Galaksi-galaksi tersebut jika dilihat secara morfologi visual maka akan terlihat berbentuk elips, spiral dan tak beraturan. Bentuk galaksi tersebut dipengaruhi oleh gravitasi. Galaksi yang letaknya dekat dan ada di sekitar galaksi bima sakti, atau galaksi Milk Way berjumlah sekitar 51 galaksi.
Seperti yang kita ketahui, galaksi merupakan kesatuan sistem masif atau padat yang berisi bintang-bintang, debu dan materi gelap. Sistem tersebut terikat dengan gravitasi dan memiliki massa. Semakin sedikit massa maka pergerakan atau paralaks objek di dalam sistem tersebut semakin kecil. Sejak zaman dahulu, banyak ilmuwan muslim yang ahli dalam bidang astronomi menganalisis galaksi-galaksi yang ada di alam, salah satunya adalah astronom dari Arab bernama Ibnu Haitham yang menganalisis galaksi bima sakti.
Berawal dari penemuan galaksi yang sangat mirip dengan galaksi Hoag’s Object atau disebut juga dengan galaksi cincinini, Burcin mulai membangun ide-ide briliannya. Galaksi Hoag termasuk dalam kategori galaksi langka, memilki cincin bintang-bintang biru yang mengelilingi titik pusat simetris berwarna kemerahan, pusat ini berumur lebih tua dibandingkan dengan cincin bintang biru yang mengelilinginya. Galaksi yang ditemukan oleh Arthur Allen Hoag ini berhasil dideteksi pada tahun 1950 dan jumlahnya sekitar 0,1 persen dari galaksi-galaksi yang mengisi komposisi alam semesta ini.
Penemuan galaksi cincin pada tahun 1950 oleh Arthur Hoag tersebut membuat Burcin dan teamnya menduga bahwa galaksi kecil yang baru mereka temukan dan mereka beri nama dengan galaksi PGC 1000714 adalah galaksi yang sama dengan galaksi Hoag. Lagi-lagi dilihat dari morfologi visual. Namun, saat Burcin mempelajari lebih jauh dan harus melewati masa-masa trial dan error, Burcin memutuskan bahwa galaksi PGC 1000714 bukanlah galaksi Hoag. Akan tetapi galaksi baru yang sekarang diberi nama dengan galaksi Burcin. Prestasi yang membanggakan bagi seorang wanita muslim dan berhijab untuk melangkah sejauh ini. Kecintaannya pada ilmu mampu mendobrak pintu penghambat kesuksesan. Walau ia jalani dengan susah payah namun hasil tidak pernah membohongi usaha.
Pada galaksi Hoag, terdapat cincin bintang-bintang berwarna biru yang mengelilingi sumbu pusat berwarna merah. Namun, pada galaksi terbaru di alam semesta yang bernama galaksi Burcin ini ada sesuatu yang membedakan, yaitu pada sumbu pusat yang berwarna merah. Pada galaksi Burcin, terdapat cincin merah lagi di dalam lingkaran sumbu pusat berwarna merah. Artinya bahwa titik pusat berwarna merah tersebut berlapis dan bertambah dengan adanya lingkaran cincin merah lagi yang berada di dalam sumbu merah tersebut. Sehingga, cincin merah yang berada di dalam sumbu merah adalah yang terbentuk pertama dan lebih tua dibandingkan dengan sumbu merah yang mengelilinya. Inilah yang membedakan galaksi Burcin dengan galaksi Hoag.
Tahun 2018, penemuan tersebut menghantarkan Burcin untuk menjadi salah satu dari 20 peserta TED (Technology, Entertainment, Design) yang merupakan konferensi internasional dengan mengundang para ilmuwan hebat untuk mempresentasikan temuan-temuan ilmiah baru atau paradigma barunya. Konferensi ini merupakan konferensi bergengsi yang diadakan sejak tahun 1990 dan bermarkas di New York. Pada presentasinya di konferensi tersebut, seorang Burcin dengan mengenakan kerudung berwarna coklat muda dan baju panjang biru menjelaskan temuan galaksi barunya tersebut dengan yakin dan lantang. Tepuk tangan bangga dari audiens yang tidak lain juga para ilmuwan terdengar sangat meriah penuh takjub. Dunia dikejutkan dengan prestasi besar dari seorang wanita muslim dalam bidang astrofisika.
Masyarakat sangat terinspirasi dengan hasil kerja keras dan semangat Burcin sejauh ini. Di media sosial, Burcin tidak sungkan berbagi tips dan semangat untuk banyak orang.
”Kamu mungkin tidak akan mendapatkan hasil pada percobaan pertamamu, setiap kamu gagal, kamu bangkit dan coba lagi, lagi dan lagi, hingga kamu sampai pada hasil yang sebenarnya,” petuah dari penemu galaksi Burcin itu.
Burcin berharap bahwa pekerjaan dan cerita hidupnya dapat mengilhami banyak orang, terlebih bagi orang-orang yang berasal dari komunitas yang kurang terwakili atau kurang terdukung. Burcin menambahkan,“Kamu tidak boleh memblokir keingintahuan ilmiahmu karena tekanan eksternal, perjalanan ini mungkin tidak mudah, tetapi kamu harus mengikuti hasratmu”.
Jadi, siapa yang ingin seperti Burcin?