JAKARTA, ISLAMI.CO – Buku In Bed With Data ‘In Bed with Data: Peradaban Data, Riset dan Masa Depan Manusia (Oktober 2024)’ karya Hasanuddin Ali dibedah secara terbatas oleh sejumlah ahli di Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Jumat (18/10/2024).
Dalam diskusi terfokus itu, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno mengatakan no life without data.
Hidup itu butuh data, kata dia, lantaran berbagai faktor seperti ekonomi dan lingkungan semua membutuhkan data.
Menurut Suyitno, Cak Hasan panggilan akrab Hasanuddin Ali ini sebagai gambaran data yang berjalan. Bahkan selama ini ia menyebut, selama ini terbantu dengan keahlian data.
“Kami di Balitbang Diklat merasa sangat terbantu, sekian banyak kegiatan-kegiatan Balitbang Diklat beliau me-review-nya dengan sangat teliti,” ujar Suyitno. Buku ini sendiri ditulis oleh Hasanuddin Ali dengan pendekatan data dan merangkum percik pemikiran dia sebagai peneliti, data saintis sekaligus aktivis Nahdlatul Ulama.
Buku In Bed With Data ini berisi 25 tahun pemikiran Hasanuddin Ali sejak di MarkPlus, Alvara Research hingga mengabdi di Kementerian Agama.
Suyitno lantas menjelaskan, meskipun ke depan Balitbang Diklat secara khusus tidak memiliki tusi terkait litbangjirap, tetapi pengambilan kebijakan tetap berbasis data.
“Di Renstra ataupun amanahnya Bappenas terdapat lima mandatori indeksasi ditambah dengan layanan keagamaan yang menjadi core business Balitbang Diklat,” jelasnya.
Senada dengan Suyitno, Sekretaris Badan (Sesban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Arskal Salim melaporkan bahwa kegiatan bedah buku ini rutin dilaksanakan Balitbang Diklat dalam rangka mengapresiasi buku-buku yang relevan.
Buku In Bed With Data, kata dia, buku penting dan isinya beragam, berisikan berbagai tema seperti manajemen digital dan beberapa aspek lainnya.
Bedah buku ‘In Bed with Data’ menghadirkan penulisnya langsung dan dibedah oleh pakar Bayu Endro Winarko Managing Director PT BusinessFirst International, dan Staf Khusus Menteri Agama Bidang Hubungan antar Kementerian/Lembaga Mohammad Nuruzzaman dan dipandu oleh juru bicara Kementerian Agama Anna Hasbie.
Acara yang diinisiasi Balai Litbang Agama (BLA) Jakarta ini diisi dengan diskusi para pakar dan praktisi menambah hangat bedah buku. Diskusi juga turut dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari para analis kebijakan dari masing-masing unit eselon I Kemenag, para widyaiswara, dan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional.