Suatu ketika Nasruddin melihat istrinya marah-marah pada malam hari. Pasalnya anak satu-satunya menangis dengan sangat kerasnya dan tidak bisa dihentikan. Istrinya yang sabar itu mulai kesal dengan ulah anaknya ini.
Ia kemudian berkata kepada Nasruddin,”Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang menimpa pada anak kita satu satunya ini. Dari tadi menangis, terus dan rewel padahal aku sudah menghiburnya dan berusaha agar dia mau tidur. Akupun sudah membaca doa ashabul kahfi atau apa saja yang bisa aku lakukan.”
Mendengar keluhan tersebut, Nasruddin tampak santai dan kemudian menjawab,”Mengapa kamu mesti bingung, sodorkan buku ini kemudian bolak-balikkan kertasnya.”
Mendengar jawaban itu, sontak istri Nasruddin dongkol. Ia merasa dipermainkan.
”Kamu tampaknya mulai mengajakku bercanda lagi padahal aku serius dengan apa yang terjadi pada anakku ini,” katanya sambil membanting buku. Keadaanpun menjadi tegang. Wajah istri Nasruddin berubah masa tandanya sedang marah besar.
“Semenjak menikah aku sudah banyak berkorban. Aku habiskan hidupku untuk mengurus anak. Tapi mengapa kamu menawarkan sesuatau yang mengolok olok aku,” kata istrinya dengan kesal.
Ucapan itu kemudian dibalas dengan santai oleh Nasruddin,”Wahai istriku aku hanya menawarkan cara yang gampang agar anak kita tidak rewel lagi. Perkataanmu juga mengusik hatiku,” jawaban tersebut membuat istrinya terdiam sejenak.
Kemudian ia bertanya kepada Nasruddin,” Sebenarnya apa isi buku tersebut hingga engkau yakin dapat menggentikan rewel anak kita.
“Nah, itu yang seharusnya engkau tanyakan. Buku ini adalah buku ajaib. Ketika aku membacanya pada murid-muridku di masjid mereka malah tertidur. Bahkan ada sebagian yang sampai mendengkur saking nyenyaknya. Orang alim dan berjengggotpun tertidur seperti disihir. Apalagi kalau buku ini dibacakan kepada anak kita. Pasti ia langsung tertidur,” kata Nasruddin tanpa rasa bersalah.
Jawaban tersebut membuat istrinya bengong.