Bukannya Kaya, Pelit Justru Mendatangkan Musibah

Bukannya Kaya, Pelit Justru Mendatangkan Musibah

Bukannya Kaya, Pelit Justru Mendatangkan Musibah
Ilustrasi: overthinking, terlalu memikirkan hal-hal yang ada di luar kendali

Hampir semua manusia mencintai harta benda dan berbagai perhiasan dunia. Namun sayangnya, berbagai perhiasan dunia tersebut sering membuat manusia menjadi sangat pelit dan hilang arah. Memang hal tersebut telah menjadi fitrah manusia karena manusia diberikan sifat mencintai perhiasan dan kesenangan dunia.

Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 14, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran: 14)

Oleh karena itulah hati manusia cenderung mencintai perhiasan dunia seperti halnya istri, anak, rumah, tanah, bisnis, mobil, dan harta benda lainnya. Dengan demikian, harta yang melimpah ruah menjadi salah satu keinginan terbesar manusia dan terkadang dijadikan sebagai tolak ukur kebahagiaan. Sebab berbagai jenis harta tersebut sering dijadikan acuan oleh manusia sebagai simbol kesuksesan. Sehingga terkadang manusia pun melakukan berbagai cara untuk meraih harta yang melimpah dan bahkan cenderung berlaku pelit.

Manusia sering menjadi pelit terhadap hartanya agar kekayaannya tersebut tak berkurang dan agar hartanya semakin bertambah. Padahal, sifat pelit sebenarnya tidak boleh berada dalam diri dan hati umat Islam. Sebagaimana dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW melarang umat Islam untuk memiliki sifat pelit. Rasulullah SAW bersabda, “Ada watak yang keduanya tidak boleh ada dalam diri seorang mukmin, yaitu akhlak buruk dan kikir.” (HR. Tirmidzi)

Selain itu Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian terhadap perbuatan aniaya, karena sesungguhnya aniaya itu adalah kegelapan pada hari kiamat. Dan takutlah kalian terhadap sikap kikir, karena sesungguhnya kikir itu membinasakan orang-orang sebelum kalian. Juga mendorong mereka mengalirkan darah mereka sendiri, dan menghalalkan kehormatan mereka.” (HR. Muslim)

Bahkan Allah sendiri mengancam orang-orang yang gemar berbuat pelit dalam surat Ali Imran ayat 180. Allah berfirman, “Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira kikir itu baik bagi mereka, padahal kikir itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan di lehernya pada hari kiamat. Milik Allah-lah warisan apa yang ada di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran: 180)

Selain itu, orang yang gemar berlaku pelit juga akan cenderung mengalami musibah dan kehancuran. Pasalnya, salah satu orang yang didoakan dengan kejelekan oleh para malaikat adalah orang-orang yang memiliki karakter pelit. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa, “Tidak ada hari ketika seorang hamba memasuki waktu pagi kecuali kedua malaikat berdoa. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah berilah kepada orang yang berinfak gantinya.’ Dan malaikat yang satu berdoa, ‘Ya Allah berikan kepada orang yang pelit kehancuran.’” (HR. Bukhari & Muslim)

Sebagai contoh, di masa dahulu ada beberapa orang umat terdahulu yang binasa akibat sifat kikir. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah Qorun yang hidup di zaman Nabi Musa AS. Dengan ketamakan dan kekikirannya, Qorun beserta hartanya mendapatkan azab dari Allah. Akibat enggan bersedekah dan enggan membayar zakat, Qorun beserta hartanya pun tenggelam ditelan bumi.

Demikianlah sesungguhnya sifat kikir justru akan mendatangkan musibah dan membuat seseorang celaka. Pasalnya, sifat kikir merupakan sifat yang sangat dibenci oleh Allah dan Rasulullah SAW. Selain itu, para malaikat juga mendoakan kejelekan kepada orang-orang yang kikir. Dengan demikian, umat Islam hendaknya menghindari sifat kikir yang sesungguhnya mendatangkan musibah.