Bukan Hanya Habib, Ini Keluarga Rasulullah SAW

Bukan Hanya Habib, Ini Keluarga Rasulullah SAW

Bukan Hanya Habib, Ini Keluarga Rasulullah SAW
Indonesia berhutang banyak kapada Hababib dan sudah sepatutnya menghormatinya, tapi mencintai berlebihan juga dibenci oleh Allah. Bagaimana seharusnya bersikap? Pict by Istimewa

Seorang warganet mengeluh karena perayaan pernikahannya terhalang pandemi. Bukan hanya itu, ia juga protes karena pemerintah dianggap tebang pilih antara keluarga Rasulullah, yakni para habaib dan syarifah, dan orang biasa. Kata-kata seperti “nasib kami yang bukan keluarga nabi” ramai diperbincangkan di dunia maya dengan tambahan meme orang push up karena melangga prokes.

Namun, ternyata Rasul sendiri menjelaskan bahwa keluarganya bukan hanya habaib, melainkan seluruh muslim juga bisa menjadi keluarga nabi. Dalam kitab Dalailul Khairat halaman 34, ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Siapakah keluarga Muhammad itu, yang kita diperintahkan untuk mencintai, memuliakan, dan berbuat baik kepada mereka itu? “ Rasulullah menjawab, “Ahlus shafa wal wafa (orang yang jernih hatinya dan memenuhi janji), yaitu orang yang percaya kepada aku secara ikhlas.” Kemudian ditanyakan, “Apakah tanda-tanda mereka?” Rasulullah menjawab, “Orang yang mencintaiku melebihi segala sesuatu yang disenangi, dan hatinya selalu sibuk untuk mengingat-ingat aku setelah Allah.” Dalam riwayat lain, “Tanda-tanda mereka adalah selalu ingat kepadaku dan memperbanyak membaca shalawat kepadaku.”

Baca juga: Ustadz-ustadz Medsos: Keturunan Nabi, Ulama dan Sejarah Keilmuwan Islam (Bag-1)

Dalam sebuah hadis juga dijelaskan. Dari Yazid bin Arqam, Rasulullah SAW berdiri seraya berkhutbah, beliau bersabda: “Aku peringatkan kamu sekalian agar takut kepada Allah dalam ahli baitku, Aku peringatkan kamu sekalian agar takut kepada Allah dalam ahli baitku, Aku peringatkan kamu sekalian agar takut kepada Allah dalam ahli baitku. “Kemudian ditanyakan kepada Yazid bin Arqam, “Siapakah ahli bait itu ?” Yazid menjawab, “Ahli bait ialah orang-orang yang diharamkan menerima zakat setelah Rasulullah.” Ditanyakan “Siapakah mereka?” Yazid menjawab, “Keluarga ‘Ali, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas.” (HR. Muslim dan an-Nasa’i)

Sedangkan yang dimaksud dengan “Aku peringatkan kamu sekalian agar takut kepada Allah dalam ahli baitku” adalah jangan sekali-kali menyakiti hati ahli bait (dengan cara apapun). Boleh jadi kita berbeda pemikiran dengan para ahli bait Rasulullah SAW, itu tidak menjadi sebuah masalah karena sangat wajar berbeda cara pandang dalam pemikiran dan itu merupakan suatu hal yang lumrah, namun jangan sekali-kali kita sebagai umat muslim yang yang mengaku sebagai pecinta Rasulullah membenci para ahli bait Rasulullah SAW.

Dari beberapa keterangan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa secara umum, keluarga Rasulullah SAW adalah seluruh muslim yang mencintai nabi. Sedangkan keluarga nabi yang tidak diperbolehkan menerima zakat adalah para habaib. Oleh karena itu, seluruh muslim adalah keluarga nabi, dan sesama keluarga tak boleh mencaci dan merendahkan anggota keluarga yang lain.

Kita diperkenankan untuk berbeda pendapat, namun kita tidak diperkenankan untuk membenci dan mencaci sesama muslim, termasuk kepada para habaib. Karena walaupun berbeda secara nasab, kita adalah saudara seagama. (AN)