Buka Kongres Internasional Kupi 2, Ma’ruf Amin Minta Perempuan Mengisi Ruang Publik

Buka Kongres Internasional Kupi 2, Ma’ruf Amin Minta Perempuan Mengisi Ruang Publik

Ma’ruf Amin berharap perempuan bisa berkontribusi dan mengisi ruang-ruang publik.

Buka Kongres Internasional Kupi 2, Ma’ruf Amin Minta Perempuan Mengisi Ruang Publik

Kongres Internasional Konferensi Ulama Perempuan (Kupi) ke-2 dibuka langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dalam sambutannya, mantan ketua MUI ini mendukung gerakan-gerakan para ulama perempuan untuk peradaban.

“Dalam catatan sejarah perkembangan Islam, ulama perempuan telah menjadi penggerak kemajuan peradaban,” ujar mantan ketua MUI ini dalam pembukaan Kongres International Kupi 2 di UIN Wali Songo Semarang.

Sambutan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam Kongres International KUPI 2 di UIN Semarang

Contohkan Kiprah Ulama Perempuan Masa Nabi

Ma’ruf Amin mencontohkan kiprah para tokoh perempuan masa awal Islam yaitu Khadijah dan Aisyah. Menurut Ma’ruf, dua perempuan ini sangat berjasa dalam perkembangan Islam awal.

“Sejak dahulu, ulama perempuan sudah banyak mengerjakan kebaikan dengan penuh integritas bagi warga dan masyarakat khususnya dalam dakwah dan penyemaian ilmu pengetahuan,” lanjut Ma’ruf Amin.

Siti Khadijah, menurut Ma’ruf Amin memiliki jasa besar dalam dakwah nabi. Begitu juga dengan Aisyah yang menjadi salah satu rawi terbanyak dalam sejarah penyebaran hadis.

“Begitu pula Siti Aisyah RA. yang berperan besar sebagai perawi hadis, beliau ikut menyiarkan ilmu-ilmu Islam yang diserap langsung dari Nabi Muhammad SAW,” terang Ma’ruf Amin.

Singgung Kontribusi Ulama Perempuan Indonesia di Bidang Pendidikan

Ma’ruf Amin juga menyinggung para ulama perempuan di Indonesia yang memiliki andil besar dalam pengembangan keilmuan di tanah air, salah satunya adalah Ny. Khairiyah Hasyim Asy’ari. Ia merupakan putri dari K.H Hasyim Asy’ari yang mendirikan madrasah putri pertama di Mekkah, Madrasah Kuttabul Banat pada tahun 1942.

Selain itu, Ny. Khairiyah merupakah perempuan pertama yang mengikuti Bahtsul Masail yang biasanya hanya diikuti oleh para ulama laki-laki dan kiai sepuh.

“Beliau satu-satunya perempuan yang menjadi anggota Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama yang diikuti para ulama dan kiai sepuh karena memiliki kedalaman ilmu agama,” ujar Ma’ruf.

Dukung Ulama Perempuan Lanjutkan Perjuangan dan Gerakan Peradaban

Menurut Wapres, semangat dan integritas para ulama perempuan terdahulu perlu dilanjutkan, karena tantangan masa depan bangsa semakin berat.

“Semangat keislaman, nasionalisme, kemanusiaan, dan integritas para ulama perempuan terdahulu, sepatutnya terus dikobarkan, seiring semakin beratnya tantangan masa depan bangsa,” ujar Wapres.

Wapres juga menyebutkan bahwa peranan perempuan dalam segala sektor sangat dibutuhkan karena jumlah perempuan dan laki-laki di Indonesia seimbang dan didominasi usia produktif.

Berharap Perempuan Bisa Mengisi Ruang-ruang Publik

Ma’ruf Amin juga berharap para perempuan bisa berkontribusi untuk negara, bukan hanya dalam keluarga, tetapi juga di ruang-ruang publik.

“Kita bersyukur bahwa di negara kita (perempuan tiang negara) bukan hanya sekedar teori, namun benar-benar kita perjuangkan agar terealisasi tugas-tugas mulia yang diharapkan perempuan, dalam keluarga, maupun mengisi ruang publik, baik di bidang dakwah, pendidikan, politik, dan pemerintahan,” terang Wapres. (AN)