Seorang laki-laki, malam itu sedang ingin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Ia menguap tanda kantuknya mulai tak tertahan. Matanya mulai terpejam. Hampir saja mata itu terpejam sempurna, tiba-tiba ia kaget dan bangun dari tempat tidurnya setelah mendengar suara ledakan keras dari sebuah venue di dekat rumahnya.
Ia pun keluar dari rumahnya memeriksa ihwal apa yang sedang terjadi. Ia kaget dan panik bukan main saat melihat sekitar dua puluh mayat tergeletak di jalanan. Rasa kantuknya hilang tiba-tiba saat melihat asap mengepul dari gedung tersebut.
“Saat itu, saya melihat banyak mayat dan orang terluka. Mereka dibawa ke rumah sakit oleh para Polisi. Kejadian ini membuat saya kaget dan panik,” tutur seorang saksi yang tidak ingin menyebutkan namanya kepada CNN.
Ledakan bom tersebut terjadi tepat pada hari Ahad, 18 Agustus 2019, saat sedang dilaksanakan pesta pernikahan di sebuah gedung.
Atas peristiwa itu, Al-Azhar Mesir mengeluarkan rilis resmi. Al-Azhar mengecam keras penyerangan bom yang terjadi pada acara resepsi pernikahan tersebut.
“Al-Azhar mengecam keras serangan teroris yang terjadi di Kabul, Ibu Kota Afghanistan saat acara pernikahan yang menewaskan sekitar 63 orang dan melukai 183 orang , di antaranya anak-anak,” tulis Al-Azhar melalui akun Twitter resminya.
Al-Azhar juga menekankan bahwa penyerangan terhadap orang-orang yang tidak bersalah merupakan perbuatan yang ditolak seluruh agama di dunia.
“Al-Azhar meminta kepada seluruh warga dunia untuk bersatu menolak segala bentuk tindakan terorisme dan menjaga kemanan dan keselamatan setiap manusia,” lanjutnya.
يؤكد #الأزهر الشريف أنَّ استهداف الأبرياء عمل ترفضه كافة الأديان والشرائع السماوية، مطالبا المجتمع الدولي بضرورة تضافر الجهود لمواجهة #الإرهاب والحد من استباحة دماء الآمنين.
— الأزهر الشريف (@AlAzhar) August 18, 2019
Secara khusus, Al-Azhar juga menyampaikan duka dan belasungkawa kepada pemerintah Afghanistan atas serangan bom tersebut, serta memberikan doa agar para korban dan keluarga korban meninggal diberikan ketabahan dan rahmat dari Allah SWT.
Dikutip dari CNN, ISIS mengaku bertanggungjawab atas penyerangan terhadap warga Syiah yang sedang melakukan ‘hajatan’ tersebut. Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan masih mengklaim bahwa peristiwa peledakan bom ini merupakan bagian dari rencana kelompok Taliban, walaupun mereka sendiri menyatakan tidak bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Lokasi terjadinya serangan bom tersebut merupakan perkampungan minoritas Syiah di Afghanistan, sekaligus dekat dengan Darul Aman, tempat rencana pelaksanaan Peringatan Kemerdekaan Afghanistan yang akan diselenggarakan hari ini, Senin.