Bom Meledak di Kairo dan Istanbul, di Jakarta Berhasil Digagalkan

Bom Meledak di Kairo dan Istanbul, di Jakarta Berhasil Digagalkan

Bom Meledak di Kairo dan Istanbul, di Jakarta Berhasil Digagalkan

Berbarengan dengan keberhasilan Kepolisian Republik Indonesia menggagalkan rencana teror dan pengeboman di Jakarta, Minggu, 11/12, serangan bom terjadi di Mesir dan Turki.

Di Mesir, serangan bom terjadi di gereja Koptik Kairo, bersamaan dengan persiapan Natal para jemaatnya. Dikabarkan 25 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak. “Saya menjumpai banyak mayat, banyak di antaranya perempuan, terkulai di bangku gereja. Sungguh pemandangan yang mengerikan,” kata salah satu pekerja gereja, Attiya Mahrous, sebagaimana dilaporkan BBC.

Sementara di Turki, bom dilaporkan meledak di Istanbul, tak jauh dari stadion yang menjadi markas tim sepakbola Besiktas. Bom yang diduga berasal dari bom bunuh diri serta bom mobil tersebut membuat 29 orang meninggal dan 166 lebih luka-luka.

Belum ada informasi apakah bom di Mesir dan Turki berkaitan atau tidak, juga belum ada penjelasan pihak yg bertanggung jawab. Pihak pemerintah Turki mencurigai militan Kurdi berada di balik aksi pengeboman, mengingat korbannya sebagian besar aparat kepolisian.

Sementara di Jakarta, Polri menyatakan bahwa rencana pengeboman yang berhasil digagalkan adalah operasi kelompok Bahrun Naim, sosok yang dicurigai juga berada di balik bom Thamrin Januari 2016 lalu. “Ini jaringan BN (Bahrun Naim) yang tentunya dari Syria dan berafiliasi di Indonesia. Mereka menamakan dirinya sebagai JAKDN, Jamaah Anshorut Khilafah Daulah Nusantara,” kata Kombes Polisi Awi Setiyono, Kepala Bagian Mitra Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Komisaris Besar Polisi sebagaimana dilaporkan CNN Indonesia.

Sejak penggerebekan kontrakan di Bekasi oleh aparat Densus 88, empat orang telah ditangkap, di antaranya seorang perempuan yang oleh polisi dikatakan hendak dijadikan “pengantin”, sebutan untuk pengebom bunuh diri di kalangan teroris. “Dua masih DPO, dan kemungkinan berkembang ke pelaku-pelaku yang lain,” kata Awi Setiyono.