Kurban adalah ibadah sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) yang dilaksanakan pada hari raya idul adha dan tiga hari tasyrik. Ketika seorang dari anggota keluarga melaksanakan kurban maka anggota keluarga yang lain mendapat kesunahan dari kurban yang dilakukan oleh anggota keluarganya, hal ini ditegaskan oleh Imam Ramli:
قوله فإذا أتى بها واحد من أهل بيت) أي بحيث يكونون فى نفقة واحدة وقوله كفى عن جميعهم أي فى سقوط الطلب فقط وإلا فثوابها خاص بالفاعل وفى كلام الرملي ما يقتضى حصول الثواب للجميع فراجعه. (الباجوري 197: 2(
Dengan kata lain satu orang yang melakukan kurban dalam sebuah keluarga dikatakan telah mencukupi untuk satu keluarga dalam arti telah mengugurkan kesunahan kurban dari keluarganya, di samping juga semua keluarga akan dapat pahala kurban. [al-Bajuri Juz 2 Hal. 197]
Berbeda dengan yang termaktub dalam Hasyiyah Jamal 22/146;
والسنة للكل بمعنى أنه يسقط الطلب عنهم لا أنه يحصل لهم الثواب المستلزم لكونها فداء عن النفس وإنما هو للمضحي خاصة.
Semua keluarga mendapat kesunahan dengan arti gugur tuntutan (sunah kurban) dari keluarga, tidak berarti mereka mendapat pahala sebagai penebus jiwa yang itu hanya khusus bagi yang melakukan kurban saja.
Selepas dari hal ini, seperti yang sudah menjadi tradisi atau kegiatan dalam masyarakat, khususnya di komunitas yang saya ketahui yaitu Kampung Bangun Rejo, Kec. Gunung Sugih Lampung Tengah, sudah dilakukan kegiatan arisan kurban selama bertahun-tahun yang lalu, lantas bagaimana hukum arisan kurban tersebut?
Dalam kitab Nihayatul Muhtaj 2/4 disebutkan:
لو اشترك اثنان فى شتين فى تضحية أو هدية لم يجزء. وقال الرشيد ومثله لواشترك أربعة عشر فى بدنتين لأن كل إنما حصل له سبع البدنتين فلم يحصل له من كل ألا نصف سبع وذلك لا يكفي إلا سبع كامل من بدنة واحدة وفاقا لم روقياسه عدم الاجزاء إذا اشترك ثمانية فى بدنتين إذ يخص كلا من كل بدنة ثمن لا يكفي.
Jika dalam arisan kurban tersebut hanya sekedar mengeluarkan uang arisan lalu dipakai untuk membeli sapi atau kambing tanpa menentukan siapa yang memiliki sapi atau kambing (jatah giliran bagian) tersebut. Maka tidak sah kurban yang dilakukan. Namun jika dalam hasil uang arisan tersebut telah ditentukan pemiliknya (gilirannya) untuk dibelikan sapi atau kambing kurban dengan akad menghutangkan dari orang lain (anggota arisan) maka hukumnya sah.
Wallahu A’lam bishawab