Malaikat adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan dari cahaya yang berupa jisim yang halus. Lalu apakah manusia bisa melihat malaikat?
Syekh Thahir Al-Jazairi di dalam kitabnya Al-Jawahirul Kalamiyah Fi Idhahil A’qidah Al-Islamiyyah mengatakan bahwa manusia tidak mampu melihat malaikat selain para nabi ketika mereka berupa wujud aslinya karena jisim mereka adalah lembut. Sebagaimana mereka (manusia) tidak mampu melihat udara yang memenuhi ruang secara halus.
Namun jika malaikat berubah wujud menjadi bentuk jisim yang kasar, seperti manusia maka manusia bisa melihat mereka. Allah SWT berfirman:
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُوْنِهِمْ حِجَابًاۗ فَاَرْسَلْنَآ اِلَيْهَا رُوْحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. (QS: Maryam ayat 17)
Hal ini pun pernah diceritakan oleh Umar bin Khattab di dalam salah satu hadis. Beliau bersama para sahabat pernah menyaksikan malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW berupa wujud seorang laki-laki yang rapi dan bersih penampilannya yang bertanya kepada Nabi saw. tentang Islam, Iman, dan Ihsan (baca di sini).
Lebih lanjut, imam Thahir Al-Jazairi menjelaskan bahwa kemampuan para nabi melihat malaikat dengan wujud aslinya merupakan kekhususan yang diberikan Allah swt. untuk menyampaikan masalah-masalah agama dan hukum-hukum syariat. Hal ini didasarkan pada hadis sebagai berikut.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا…… وَلَكِنَّهُ رَأَى جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام فِي صُورَتِهِ مَرَّتَيْن رواه البخاري.
Dari Aisyah r.a.,….. tetapi Nabi SAW melihat Jibril a.s. dalam bentuk aslinya dua kali. (H.R. Al-Bukhari)
Imam Ahmad menjelaskan dengan mengutip riwayat Ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa Nabi SAW melihat malaikat Jibril ketika beliau memintanya untuk dapat melihat wujudnya dalam bentuk yang asli dan ketika peristiwa mi’raj.
Sebenarnya tidaklah aneh bila ada jisim-jisim yang ada di antara kita namun kita tidak mampu melihatnya melalui kasat mata. Dan biasanya ketika hal itu mendekati pikiran kita tersingkaplah satir/penutup darinya.
Karena sungguh di depan kita banyak jisim-jisim yang hidup maupun tidak yang panca indra kita tidak mampu menangkapnya. Sepertihalnya seandainya tidak ada kaca pembesar/teleskop, maka kita akan menyangka suatu benda itu tidak memiliki wujud dan atsar (seperti benda kecil sekali/kuman).
Maka tidak aneh ada sesuatu yang tidak mampu dilihat oleh sebagian pandangan yang lain, tapi mampu dilihat oleh sebagian yang lain. Hal ini disebabkan karena berbedanya pandangan adalah tergantung pada kekuatan dan kelemahan pandangan. Dan demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).
Dengan demikian, maka manusia tidak dapat melihat malaikat dalam bentuk aslinya kecuali para nabi atas kehendak Allah swt. Hal ini disebabkan karena malaikat merupakan jisim yang halus, sedangkan manusia jisim yang kasar. Hanya saja jika malaikat tersebut berubah wujud menjadi jisim yang kasar, seperti manusia, maka manusia mampu melihatnya.
Selengkapnya, klik di sini