Biografi Syaikh Mahfud Termas, Pioner Ilmu Sanad (Bag-2)

Biografi Syaikh Mahfud Termas, Pioner Ilmu Sanad (Bag-2)

Beliau merupakan guru dari ulama-ulama nusantara. Bagaimana sosok dan kiprahnya? berikut pemaparannya

Biografi Syaikh Mahfud Termas, Pioner Ilmu Sanad (Bag-2)

 

Penulis mengambil kesimpulan walau masih dalam konteks aksiomatis bahwa pioner ilmu transmisi sanad adalah KH. Mahfudz Termas. Alasan penulis berdasar pada penelitian pada salah satu karya yang secara khusus beliau tulis dalam mengurai transmisi sanad, yaitu “Kifayah al-Mustafidz lima Ala Min al-Asanid”. Karya KH. Mahfudz Termas tersebut kemudian dita’liq (diberi catatan) oleh Syaikh Muhammad Yasin bin Isa al-Fadani, yang mana usaha dalam melestarikan ilmu sanad yang digagas oleh KH. Mahfudz Termas selanjutnya diteruskan oleh Syekh Yasin al-Fadani itu sendiri. Kesungguhan KH. Mahfudz Termas dalam mempelajari ilmu hadits ini dengan mempelajari prinsip-prinsipnya kepada beberapa guru-guru yang terkenal dan memang ekspert di dalamnya. Sebut saja semisal al-Muhaddits Sayyid Husein bin Muhammad al-Habsy dan Syakh Muhammad Said Babashil.

Dalam hirarki ilmu al-Qur’an, disiplin ilmu Qiraah menjadi bagian yang sangat fundamental, mengingat ada beberapa macam bentuk bacaan berdasar varian yang juga berbeda. Di bidang ilmu Qiraah ini, KH. Mahfudz Termas belajar kepada Syekh Muhammad al-Syirbini, serta mendapat ijazah sanad dalam empat  belas macam qiraah yang ada dan masyhur di kalangan umat Islam. Dengan demikian, Berkat ketekunannya dalam belajar ilmu agama, kemudian nama besar KH. Mahfudz Termas muncul ke permukaan dan disegani oleh para ulama haramain dari berbagai madzhab. Tidak hanya itu, kepakaran beliau dalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan, menjadikannya sebagai mutafannin, yaitu menguasai dan menjadi pakar di berbagai macam ilmu. Menurut pandangan penulis, setidaknya ada empat disiplin ilmu yang dikuasai oleh syekh mahfudz, yaitu Ushul Fiqih, Fiqih, Hadits dan Ilmu Qiraah.

Keberhasilan KH Mahfudz Termas menjadi ulama besar yang disegani tidak lepas dari peran para guru yang membimbingnya di berbagai macam aspek. Bimbingan yang diterima dari sang guru tidak hanya dalam ranah intelektual saja, kecerdasan emosional, dan spritualnya pun menjadi bagian dari bimbingan yang setiap hari beliau terima di masa belajarnya. Di sini penulis ingin menguraikan secara singkat beberapa guru-guru KH. Mahfudz Termas yang penulis kutip dari karyanya yang berjudul “Kifayatul Mustafidz lima ala min al-Asanid”.

Adapun guru-guru beliau adalah (1) Syekh Musthafa bin Muhammad bin Sulaiman al-Afifi. Dari beliau Syekh Mahfudz termas mempelajari kitab “Syarah al-Mahalli ala Jam’il Jawami” dan kitab “Mughni al-Labib an Kutub al-A’arib”. kemudian (2) Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syatha al-Dhimyathi. Kepada beliau inilah Syekh Mahfudz mempelajari kitab “Hasyiah al-Syarqawi ala al-Tahrir” dan “Hasyiah Syinwani”. Catatan dari penulis terkait kitab Hasyiah al-Syinwani di sini lebih ke ilmu gramatikal bahasa Arab, mengingat transmisi sanad dalam bidang gramatikal bahasa Arab, KH. Mahfudz Termas banyak meriwayatkannya dari jalur Syekh Abu Bakar al-Syinwani.

Sebenarnya guru KH. Mahfudz Termas sangat banyak dan kalau dihitung berdasar periwayatan sanad keilmuan yang beliau tulis di dalam Kifayatul Mustafidz, maka jumlahnya mencapai ratusan orang, di antaranya adalah Syekh Umar Barakat, Syekh Muhammad al-Minsyawi, Sayyid Ahmad al-Zawawi, Syekh Muhammad al-Syirbini, Syekh Amin Ridwan al-Madani, dan lain sebagainya. Sedangkan guru KH. Mahfudz Termas yang lain dan berasal dari Indonesia adalah (1) Syekh Abdullah bin Abdul Mannan al-Tirmisi yang tidak lain ayah kandung beliau, dan (2) Syekh Shaleh Darat al-Samarani.

Sebagai seorang ulama yang berasal dari Indonesia serta mumpuni di berbagai disiplin ilmu agama, nama besar KH. Mahfudz Termas kemudian didengar oleh para pemuda Islam yang saat itu memang ingin belajar agama ke Mekkah. Rupanya  angin segar ini tidak disia-siakan oleh santri di Indonesia untuk belajar kepada beliau. Tidak sedikit murid KH. Mahfudz yang nantinya menjadi tokoh di berbagai bidang. Bahkan kalau boleh dikata, transmisi sanad keilmuan organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama bermuara pada pada sosok KH. Mahfudz Termas ini.

Di antara murid-murid beliau yang berasal dari Indonesia adalah (1) Syekh Arsyad al-Banjari, (2) Syekh Baqir bin Muhammad Nur al-Jogjawi, (3) Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari al-Jumbani, (4) Syaikh Ihsan al-Jampesi, (5) Syaikh Abd. Muhith bin Ya’qub al-Surbawi (Surabaya), (6) Syaikh Baidhawi al-Lasemi, (7) Syaikh Abd. Wahhab bin Hasbullah al-Jumbani, dan lain sebagainya.

Aktivitas KH. Mahfudz Termas tidak hanya mengasuh dan membimbing para murid yang belajar kepadanya. Kemasyhuran beliau sebagai ulama yang produktif  dalam melahirkan karya juga bukan kabar angin. Tidak sedikit karya-karya besar dan monumental lahir dari buah pikirannya yang hampir mencapai ratusan buah. Namun dalam tulisan ini, penulis hanya menulis karya yang sudah ditahqiq dan diterbitkan serta menjadi diktat di berbagai madrasah, pondok pesantren atau universitas-universitas Islam, baik di Indonesia atau di Negara-negara Islam lainnya. Di antara karya karya KH. Mahfudz termas adalah : (1) Is’af al-Mathali’ bi Syarhi al-Badri al-Lami’ Nadzmu Jam’I al-Jawami’, (2) al-Badru al-Munir fi Qira’ati al-Imam Ibni Katsir, (3) Bughyah al-Atqiya’ (4) Bughyah al-Adzkiya fi al-Bahtsi an Karaamah al-Auliya, (5) Mauhibah dzi al-fadhl Hasyiah Ala Syarhi Mukhtashar Bafadhal, dan lain sebagainya. [bersambung]

Mohammad Khoiron adalah pengkaji Islamic studies. Bisa ditemui di @MohKhoiron

Baca tulisan sebelumnya: Biografi Syaikh Mahfud Termas (Bag-1)