Bid’ah yang Dilakukan Imam Ahmad

Bid’ah yang Dilakukan Imam Ahmad

Bid’ah yang Dilakukan Imam Ahmad

Bid’ah ialah setiap amalan baru dalam agama yang bertentangan dengan sumber agama, yaitu al-Qur’an, hadis, dan ijma’. Bid’ah juga bisa dipahami sebagai ibadah atau aktifitas keagamaan yang tidak berpedoman pada dalil agama.

Bid’ah yang seperti ini dilarang melakukannya dan harus ditinggalkannya. Larangan melakukannya didasarkan pada hadis riwayat Jabir bin Abdullah bahwa Rasul berkata, “Setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan berujung pada neraka” (HR: al-Nasa’i).

Namun perlu digarisbawahi, tidak semua hal baru dalam agama dilarang melakukannya. Dalil di atas dikhususkan untuk amalan baru yang bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis atau menyalahi aturan ibadah yang sudah ditetapkan dalam Islam.

Sebab itu, para ulama membagi bid’ah dalam dua kategori: bid’ah yang bertentangan dengan sumber agama dan bid’ah yang tidak bertentangan dengan agama serta sesuai dengan prinsip dasar Islam. Untuk kategori kedua diistilahkan dengan bid’ah hasanah. Artinya, perbuatan baru dalam agama yang tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis, serta baik dilakukan terus-menerus.

Ada banyak contoh dan kisah terkait ulama yang mengamalkan bid’ah hasanah. Bahkan, bid’ah hasanah sudah dilakukan dan contohkan terlebih dahulu oleh para sahabat Rasul. Imam Ahmad bin Hanbal misalnya, seorang ahli hadis dan ulama madzhab fikih terkenal, juga pernah melakukan bid’ah hasanah.

Dikisahkan dalam Manaqib al-Imam al-Syafi’i karya al-Baihaqi bahwa Imam Ahmad berkata:

إني لأدعو الله للشافعي في صلاتي منذ أربعين سنة، أقول اللهم اغفرلي ولوالدي ولمحمد بن إدريس الشافعي

“Aku mendo’akan Imam al-Syafi’i dalam shalatku selama empat puluh tahun. Aku berdo’a, ‘Ya Allah ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan Muhammad bin Idris al-Syafi’i.’”

Apa yang dilakukan Imam Ahmad ini belum pernah dilakukan Rasulullah SAW secara spesifik. Sebagai seorang ahli hadis dan pendiri madzhab fikih, tentu Imam Ahmad sangat paham aturan dalam beragama.

Andaikan dilarang dalam Islam, pasti beliau tidak melakukannya. Karenanya, kisah tentang Imam Ahmad yang disebutkan oleh Imam al-Bayhaqi di atas termasuk kategori bid’ah hasanah, yaitu perbuatan baru dalam agama yang tidak bertentangan dengan syariat.