Bethlehem: Kota Satu Tuhan Tiga Agama

Bethlehem: Kota Satu Tuhan Tiga Agama

Bethlehem adalah kota penting tiga agama: Yahudi, Kristen, Islam. Nabi-nabi tiga agama tersebut punya sejarah kuat dengan kota tersebut.

Bethlehem: Kota Satu Tuhan Tiga Agama

Bethlehem dalam bahasa Arab berarti Rumah Daging & Bahasa Ibrani artinya Rumah Roti. Dalam Maushu’ah al-Mudun al-Falisthiniyyah, kota ini dinisbatkan kepada Dewa Lahama, sehingga dinamakan Bait Lahama selanjutnya berubah menjadi Bethlehem.

Kota ini memiliki arti penting bagi Umat Nasrani karena dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret (Holy Crypt). Di tempat ini dibangun Church of Navity, Gereja Kelahiran (yang disucikan umat Nasrani dan merupakan Gereja tertua di dunia) oleh Konstantin Agung (300 M). Tahun 2012 UNESCO menetapkan Church of Navity sebagai warisan budaya dunia.

Tempat ini juga memiliki makna signifikan bagi umat Yahudi karena dipercaya sebagai tempat kelahiran Daud as, raja terpopuler & terpenting bagi Bani Israel yg merebut Jerussalem dari genggaman kaum Jebusit.

Di tempat ini pula diyakini terdapat kuburan Rahel. Ketika Ya’kub as dlm perjalanan menuju Khalil (Hebron) tempat kuburan ayahnya Ishaq as dan kakeknya Ibrahim as beserta istri mereka, terpaksa berhenti di tempat ini karena istrinya tiba-tiba ingin melahirkan. Karena istrinya mengalami kesulitan dalam melahirkan Bunyamin, kemudian meninggal dan dikuburkan di kota tersebut. Di tempat ini pula konon Daud as dan Sulaiman as wafat dan dikuburkan.

Tempat ini juga memiliki arti penting bagi umat Islam–meskipun pro & kontra–karena diyakini tempat kelahiran nabi Isa as. Di tempat ini Rasulullah saw ketika Isra Mi’raj diperintahkan Jibril as untuk turun dr Buroq, kemudian shalat dua raka’at sebagai ucapan salam penghormatan kepada Isa as.

Tempat ini juga pernah dikunjungi Kholifah Umar bin al-Khoththob dengan ditemani oleh Patrick Shafar Wanius dan melakukan shalat dua rakaat.

Karenanya, tidak ada salahnya apabila kota ini mendapat perhatian khusus dari Umat Islam dengan menziarahinya karena Rasulullah saw telah memberikan kemuliaan terhadap tempat ini dengan mengunjunginya bersama Jibril as dan shalat di dalamnya. Wallahu A’lam.

 Masruchin Muzammil, lulusan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta