Maulid Nabi Muhammad SAW. merupakan salah satu hari besar dalam agama islam. Karena gari tersebut merupakan hari lahir sang pemimpin dan teladan sejati bagi seluruh manusia, yakni baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Oleh karena itu tidak mengherankan jika umat islam di seluruh belahan dunia menyambut baik hari tersebut. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang membuat semacam perayaan besar dalam rangka memperingati hari lahir sang pemimpin agung tersebut.
Perayaan maulid Nabi Muhammad terkadang juga memberikan kebahagiaan tersendiri bagi masayarakat. Hal itu karena perayaan maulid nabi memang merupakan perayaan yang sakral dan memiliki nilai keberkahan tersendiri. Bahkan tidak sedikit kejadian-kejadian yang sulit dinalar terjadi karena perayaan maulid nabi tersebut, seperti yang terjadi pada zaman khalifah Abd Al-malik Ibn Marwan yang tertulis dalam kitab I’aanat At-thaalibin.
Kisah tersebut berawal ketika ada seorang pemuda yang berperawakan baik, serta berwajah rupawan di negeri Syam. Pemuda tersebut sedang menaiki kuda terbaik yang menjadi salah satu kendaraan terbaik pada masa itu. Akan tetapi ketika dia sedang menunggangi kuda tersebut, tidak memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menunggangi kuda tersebut. Hingga tiba-tiba kuda semakin tidak bisa dikendalikan olehnya dan membawa pemuda itu ke sebuah gang kecil di negeri Syam. Jalanan yang ada di gang kecil tersebut mengarah pada rumah Khalifah Abd Al-malik Ibn Marwan.
Pada saat kuda berlari tanpa kendali tiba-tiba kuda tersebut berpapasan dengan putra dari sang khalifah dan kemudian kuda tersebut menabrak anak tersebut hingga dia meninggal. Maka dengan segera kabar meninggalnnya anak laki-laki tersebut sampai pada ayahnya, Khalifah Abd Al-malik Ibn Marwan. Ketika mendengar kabar tersebut, sang khalifah langsung memerintahkan seluruh pasukannya untuk menangkapya dan menghadirkannya di rumah sang khalifah.
Ketika sang pemuda tadi telah ditangkap dan hendak dibawa ke hadapan sang khalifah, tiba-tiba muncul suatu niatan dalam hatinya bahwa bila Allah menyelamatkannya dari kemarahan sang kahlifah dan dari hukuman yang akan menimpanya, maka dia akan membuat sebuah walimah atau perayaan yang besar yang di dalamnya dibacakan beberapa sholawat untuk memperingati maulid nabi.
Maka ketika pemuda itu telah sampai di hadapan sang Kahlifah, justru yang terjadi adalah sang khalifah tertawa dan rasa marahnya pada orang yang menjadi sebab kematian putranya tiba-tiba hilang begitu saja. Kemudian sang khalifah vertannya pada pemuda tersebut: “wahai pemuda, sihir apa yang kau gunakan padaku hingga seluruh rasa marahku hilang begitu saja dan diganti dengan rasa kebahagiaan?”, kemudian pemuda tersebut menjawab: “tidak, demi Allah, aku tiak melakukan sihir apapun wahai Khalifah.”
Kemudian sang khalifah memaafkan pemuda tersebut dengan penuh penasaran seraya mengatakan padanya: “katakanlah padaku apa yang sebenarnya terjadi”, pemuda tersebut maka saya akan membuat sebuah perayaan yang besar untuk memeringati maulid nabi Muhammad SAW.
Setelah mendengar cerita pemuda tersebut, sang khalifah langsung memaafkan pemuda tersebut dan memberinya seribu dinar untuk perayaan maulid nabi tersebut. Akhirnya pemuda tersebut bebas dari segala hukuman yang akan menimpanya dan justru mendapat rizki sebanyak seribu dinar karena berkah dari perayaan maulid nabi yang akan dia buat.
Kisah tersebut memberi kita pelajaran bahwa merayakan kelahiran baginda nabi agung Muhammad SAW. merupakan tindakan terpuji dan tentunya memiliki sejuta keberkahan di dalamnya. Maka pernyataan yang berisi bahwa perayaan maulid nabi Muhammad SAW. merupakan Bid’ah Dlalalah yang dilarang dalam agama adalah tidak benar. Justru perayaan Maulid nabi Muhammad SAW. yang diiringi dengan niat mencari ridlo Allah SWT. dapat memberi kita seua keberkahan yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Wallahua’lam.