Berdoa dengan Perantara Amal Saleh

Berdoa dengan Perantara Amal Saleh

Berdoa dengan Perantara Amal Saleh
Gua Tsur merupakan tempat persembunyian Nabi dan Abu Bakar sebelum berangkat ke Madinah

Terdapat banyak kisah penuh hikmah yang dituturkan oleh Nabi Muhammad SAW.  Salah satunya mengisahkan tiga serangkai yang terjebak di dalam sebuah gua. Mereka tak kuasa mengangkatnya dengan tenaga yang mereka miliki. Akhirnya mereka berinisiatif berdoa dengan amal saleh yang pernah mereka perbuatnya. Berikut kisahnya:

Dikisahkan dari Abul Yaman bahwa ia mendengar Syua’ib, dari Az-Zuhri, dari Salim bin Abdullah bahwa Abdullah bin Umar mendengar Rasulullah SAW bercerita:

Suatu hari, tiga orang dari umat terdahulu melakukan perjalanan dan kemudian menepi di dekat sebuah gua. Ketiganya masuk ke dalam gua di sebuah lereng gunung. Tak lama setelah mereka masuk ke dalam gua, tiba-tiba batu dari atas bukit gua yang mereka diami jatuh hingga menutup mulut gua tersebut. Batu besar itu tak mampu mereka angkat. Mereka sepakat bahwa tidak akan bisa menyelamatkan mereka kecuali hanya dengan berdoa kepada Allah SWT melalui amal-amal saleh yang pernah mereka kerjakan selama hidupnya. Ya Allah, jika apa yang telah aku lakukan tersebut semata-mata karena mengharap rida-Mu, maka perkenankalah untuk menghilangkan kesusahanku dalam mengangkat batu yang menutupi gua ini”. Pintanya dalam doa.

Lalu, batu tersebut terangkat sedikit, tapi mereka tetap belum bisa keluar.

Nabi melanjutkan kisahnya, “Orang kedua dari mereka kemudian memanjatkan doanya.

Ya Allah, saudari sepupu (anak perempuan paman) saya adalah orang yang paling saya sayangi. Suatu ketika saya memiliki keinginan berbuat mesum dengannya. Namun ia menolak ajakan tersebut dan memintaku untuk memberikan uang seratus dua puluh dinar agar bisa mengencaninya. Saya berusaha mencari uang sebesar itu dan akhirnya berhasil saya kumpulkan. Saya kembali menemuinya dan memberikan uang tersebut. Namun, ia menolaknya sembari berkata, “Jangan kau lakukan perbuatan tersebut kecuali dengan jalan halal”. Saya akhirnya tersadarkan dan meninggalkannya bersama emas yang telah saya berikan kepadanya. Oleh karena itu ya Allah. Jika apa yang telah saya lakukan adalah benar hanya mengapai rida-Mu, maka hilangkanlah kesusahan yang sedang kami hadapi. Kami mohon angkatlah batu tersebut”. Lalu batu tersebut naik kembali terangkat sedikit. Namun tetap saja belum bisa membuat mereka keluar dari gua tersebut.

 

Orang ketiga dari mereka berdiri. Lalu memanjatkan doa, “Ya Allah, saya memiliki sejumlah pekerja. Saya berikan upah hasil kerja mereka kecuali satu orang pekerja. Ia tidak mengambil upah tersebut dan mengumpulkannya hingga menumpuk. Suatu ketika ia datang menemuiku sambil berkata, “Wahai Abdullah, bayarkankah upahku”. Saya jawab, “Semua yang ada di sini dari unta, sapi, kambing, hingga budak adalah milikmu.” Ia menyahut, “Jangan mengejekku!”. Saya jawab,”Demi Allah! Saya tidak mengejekmu. Itu semua memang milikmu”. Akhirnya ia mengambil semuanya tanpa meninggalkan apapun miliknya.

Oleh karena itu, ya Allah, jika apa yang aku lakukan adalah hanya mencari rida-Mu, Oleh karena itu ya Allah. Jika apa yang telah saya lakukan adalah benar hanya mengapai rida-Mu, maka hilangkanlah kesusahan yang sedang kami hadapi. Kami mohon angkatlah batu tersebut”

Akhirnya Allah pun membukakan sisanya hingga mereka dapat keluar dari dalam gua yang terhalang batu besar tersebut.

 

Hikmah yang bisa dipetik dari Kisah Tersebut

  1. Mengingat Allah SWT di masa nyaman dan senggang akan mengingat-Nya dalam masa sulit.
  2. Diperbolehkannya berdoa dengan perantara amal saleh seperti berbuat baik kepada orang tua, menjauhi zina, dan menunaikan amanat.
  3. Persahabatan yang baik akan mengantarkan kepada kebaikan.
  4. Keutamaan menghormati orang tua dan mendahulukan hak mereka.
  5. Tidak diterimanya amal yang tidak tulus karena-Nya.
  6. Keutamaan menunaikan amanat.

Terdapat banyak kisah penuh hikmah yang dituturkan oleh Nabi Muhammad SAW.  Salah satunya mengisahkan tiga serangkai yang terjebak di dalam sebuah gua. Mereka tak kuasa mengangkatnya dengan tenaga yang mereka miliki. Akhirnya mereka berinisiatif berdoa dengan amal saleh yang pernah mereka perbuatnya. Berikut kisahnya:

Dikisahkan dari Abul Yaman bahwa ia mendengar Syua’ib, dari Az-Zuhri, dari Salim bin Abdullah bahwa Abdullah bin Umar mendengar Rasulullah SAW bercerita:

Suatu hari, tiga orang dari umat terdahulu melakukan perjalanan dan kemudian menepi di dekat sebuah gua. Ketiganya masuk ke dalam gua di sebuah lereng gunung. Tak lama setelah mereka masuk ke dalam gua, tiba-tiba batu dari atas bukit gua yang mereka diami jatuh hingga menutup mulut gua tersebut. Batu besar itu tak mampu mereka angkat. Mereka sepakat bahwa tidak akan bisa menyelamatkan mereka kecuali hanya dengan berdoa kepada Allah SWT melalui amal-amal saleh yang pernah mereka kerjakan selama hidupnya. Ya Allah, jika apa yang telah aku lakukan tersebut semata-mata karena mengharap rida-Mu, maka perkenankalah untuk menghilangkan kesusahanku dalam mengangkat batu yang menutupi gua ini”. Pintanya dalam doa.

Lalu, batu tersebut terangkat sedikit, tapi mereka tetap belum bisa keluar.

Nabi melanjutkan kisahnya, “Orang kedua dari mereka kemudian memanjatkan doanya.

Ya Allah, saudari sepupu (anak perempuan paman) saya adalah orang yang paling saya sayangi. Suatu ketika saya memiliki keinginan berbuat mesum dengannya. Namun ia menolak ajakan tersebut dan memintaku untuk memberikan uang seratus dua puluh dinar agar bisa mengencaninya. Saya berusaha mencari uang sebesar itu dan akhirnya berhasil saya kumpulkan. Saya kembali menemuinya dan memberikan uang tersebut. Namun, ia menolaknya sembari berkata, “Jangan kau lakukan perbuatan tersebut kecuali dengan jalan halal”. Saya akhirnya tersadarkan dan meninggalkannya bersama emas yang telah saya berikan kepadanya. Oleh karena itu ya Allah. Jika apa yang telah saya lakukan adalah benar hanya mengapai rida-Mu, maka hilangkanlah kesusahan yang sedang kami hadapi. Kami mohon angkatlah batu tersebut”. Lalu batu tersebut naik kembali terangkat sedikit. Namun tetap saja belum bisa membuat mereka keluar dari gua tersebut.

Orang ketiga dari mereka berdiri. Lalu memanjatkan doa, “Ya Allah, saya memiliki sejumlah pekerja. Saya berikan upah hasil kerja mereka kecuali satu orang pekerja. Ia tidak mengambil upah tersebut dan mengumpulkannya hingga menumpuk. Suatu ketika ia datang menemuiku sambil berkata, “Wahai Abdullah, bayarkankah upahku”. Saya jawab, “Semua yang ada di sini dari unta, sapi, kambing, hingga budak adalah milikmu.” Ia menyahut, “Jangan mengejekku!”. Saya jawab,”Demi Allah! Saya tidak mengejekmu. Itu semua memang milikmu”. Akhirnya ia mengambil semuanya tanpa meninggalkan apapun miliknya.

Oleh karena itu, ya Allah, jika apa yang aku lakukan adalah hanya mencari rida-Mu, Oleh karena itu ya Allah. Jika apa yang telah saya lakukan adalah benar hanya mengapai rida-Mu, maka hilangkanlah kesusahan yang sedang kami hadapi. Kami mohon angkatlah batu tersebut”

Akhirnya Allah pun membukakan sisanya hingga mereka dapat keluar dari dalam gua yang terhalang batu besar tersebut.

Beberapa hikmah yang bisa dipetik dari kisah tersebut:

  1. Mengingat Allah SWT di masa nyaman dan senggang akan mengingat-Nya dalam masa sulit.
  2. Diperbolehkannya berdoa dengan perantara amal saleh seperti berbuat baik kepada orang tua, menjauhi zina, dan menunaikan amanat.
  3. Persahabatan yang baik akan mengantarkan kepada kebaikan.
  4. Keutamaan menghormati orang tua dan mendahulukan hak mereka.
  5. Tidak diterimanya amal yang tidak tulus karena-Nya.
  6. Keutamaan menunaikan amanat.