Syekh Albani dalam kitab Ahkamul Janaiz memang menjadikan “kesamaan dengan tradisi agama lain” sebagai kriteria bidah. Disinilah kemungkinan mereka merujuk pelarangan Tumpeng yang menjadi tradisi agama Hindu.
Sedekah Apa yang Utama?
Sedekah diakui bagian dari ajaran Islam, teramat banyak di dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang menjelaskan tentang Sedekah ini. Namun ternyata sedekah berbentuk makanan yang sudah siap dikonsumsi adalah yang utama:
ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ، ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺳﺄﻝ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺃﻱ اﻹﺳﻼﻡ ﺧﻴﺮ؟ ﻗﺎﻝ: ﺗﻄﻌﻢ اﻟﻄﻌﺎﻡ، ﻭﺗﻘﺮﺃ اﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻋﺮﻓﺖ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﺗﻌﺮﻑ
Abdullah bin Amr berkata bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam: “Ajaran Islam yang paling baik apa?” Nabi menjawab: “Berilah makan, ucapkan salam kepada orang yang kau kenal atau yang tidak kau kenal” (HR Bukhari)
Tumpeng Kan Makanan Non Muslim?
Sebagian Shahabat Nabi memang ada yang kurang berkenan dengan makanan non Muslim. Mereka ada yang bertanya:
ﺇﻥ ﻣﻦ اﻟﻄﻌﺎﻡ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﺃﺗﺤﺮﺝ ﻣﻨﻪ
“Sungguh dari sebagian makanan ada satu makanan yang saya merasa berdosa dengan makanan itu”
Redaksi tersebut disampaikan dalam kitab Mirqat Al-Mafatih, yang secara lengkap berbunyi:
ﻗﺎﻝ: ﻗﺒﻴﺼﺔ ﺑﻦ ﻫﻠﺐ ﻳﺤﺪﺙ، ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻗﺎﻝ: ﺳﺄﻟﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﻃﻌﺎﻡ اﻟﻨﺼﺎﺭﻯ؟ ﻓﻘﺎﻝ: ﻻ ﻳﺘﺨﻠﺠﻦ ﻓﻲ ﺻﺪﺭﻙ ﻃﻌﺎﻡ ﺿﺎﺭﻋﺖ ﻓﻴﻪ اﻟﻨﺼﺮاﻧﻴﺔ
Qabishah bin Halib bercerita bahwa ayahnya bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam tentang makanan Nasrani. Nabi bersabda: “Jangan ada keraguan di dalam hatimu tentang makanan mereka, bisa jadi kamu seperti agama Nasrani” (HR Tirmidzi)
Maksud hadits ini dijelaskan oleh pensyarah hadits:
ﺃﻱ ﻻ ﻳﺪﺧﻠﻦ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻚ ﺿﻴﻖ ﻭﺣﺮﺝ ﻷﻧﻚ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﻨﻴﻔﻴﺔ اﻟﺴﻬﻠﺔ اﻟﺴﻤﺤﺔ ﻓﺈﻧﻚ ﺇﺫا ﺷﺪﺩﺕ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻚ ﺑﻤﺜﻞ ﻫﺬا ﺷﺎﺑﻬﺖ ﻓﻴﻪ اﻟﺮﻫﺒﺎﻧﻴﺔ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﺩﺃﺑﻬﻢ ﻭﻋﺎﺩﺗﻬﻢ
“Yakni janganlah merasa kesulitan di dalam hatimu, sebab kamu diatas agama yang lurus, gampang, toleran. Jika kamu berlaku ketat pada dirimu dalam soal ini (makanan) maka kamu serupa dengan kerahiban Nasrani, sebab itu adalah kebiasaan mereka” (Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan At-Tirmidzi)
Jadi selama makanan dalam tumpeng itu isinya halal semua, nasinya halal, ikannya halal, lauk pauknya halal, sambelnya halal, lalu apanya yang haram?
Tasyabbuh Ritual Hindu
Tumpengnya sudah jelas berupa sedekah, sedekah sudah pasti karena Allah. Apanya yang haram? Kemiripan dengan sesajen Hindu? Ingat tumpeng itu terbuat dari beras, kenapa sekalian berasnya diharamkan karena beras juga dimakan oleh Hindu, Buddha, Konghucu, Katolik, Protestan, Cina juga?
Berkenaan dengan dalil hadis menyerupai dengan kaum lain ada batasnya, tidak semua kesamaan dilarang. Syaratnya dijelaskan oleh Imam Ibnu Najim Al-Hanafi:
ﺛﻢ اﻋﻠﻢ ﺃﻥ اﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﺑﺄﻫﻞ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲء ﻭﺇﻧﺎ ﻧﺄﻛﻞ ﻭﻧﺸﺮﺏ ﻛﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻮﻥ ﺇﻧﻤﺎ اﻟﺤﺮاﻡ ﻫﻮ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ ﻭﻓﻴﻤﺎ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ اﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﻛﺬا ﺫﻛﺮﻩ ﻗﺎﺿﻲ ﺧﺎﻥ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ اﻟﺠﺎﻣﻊ اﻟﺼﻐﻴﺮ ﻓﻌﻠﻰ ﻫﺬا ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ اﻟﺘﺸﺒﻪ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻋﻨﺪﻫﻤﺎ
Ketahuilah bahwa Tasyabuh (menyerupai) dengan Ahli kitab tidak makruh dalam semua hal. Kita makan dan minum, mereka juga melakukan hal itu. Keharaman dalam tasyabuh adalah (1) Sesuatu yang tercela (2) Kesengajaan meniru mereka. Sebagaimana disampaikan oleh Qadli Khan dalam Syarah Jami’ Shaghir. Dengan demikian jika tidak bertujuan menyerupai ahli kitab maka tidak makruh” (Al-Bahr Ar-Raiq 2/11)
Kalau masih ragu tentang sama atau tidaknya, saat tumpengan kita ada yang baca Fatihah, apakah saudara dari Hindu baca Fatihah? Kadang saat tumpengan kita baca shalawatan, apa non Muslim juga cara makannya pakai shalawatan? Kalau tata cara tidak sama maka jelas bukan tasyabbuh.