Benarkah Shaf Belakang Lebih Utama Bagi Perempuan?

Benarkah Shaf Belakang Lebih Utama Bagi Perempuan?

Benarkah Shaf Belakang Lebih Utama Bagi Perempuan?

Sebuah masjid bertujuan baik dengan menerapkan dzahir hadis dalam menata shaf Shalat bagi wanita, yaitu dari belakang terus di depannya. Jika paling belakang belum penuh maka tidak diperbolehkan mengisi di depannya. Tentu dengan alasan hadis riwayat Imam Muslim bahwa shaf terbaik bagi seorang wanita adalah yang paling belakang. Dan shaf Wanita yang paling buruk adalah yang paling depan.

Benarkah harus seperti itu? Sehingga jika ada masjid lain yang shaf Wanita diawali dari depan adalah salah? Berikut penjelasan dari ulama Madzhab Syafi’iyah yang juga ahli di bidang hadis, yaitu Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’:

ﻗَﺪْ ﺫَﻛَﺮْﻧَﺎ ﺃَﻧَّﻪُ ﻳُﺴْﺘَﺤَﺐُّ اﻟﺼَّﻒُّ اﻷَْﻭَّﻝُ ﺛُﻢَّ اﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻠِﻴﻪ ﺛُﻢَّ اﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻠِﻴﻪ ﺇﻟَﻰ ﺁﺧِﺮِﻫَﺎ

“Telah kami sampaikan bahwa dianjurkan shaf paling depan, kemudian dibelakangnya, dan seterusnya.”

ﻭَﻫَﺬَا اﻟْﺤُﻜْﻢُ ﻣُﺴْﺘَﻤِﺮٌّ ﻓِﻲ ﺻﻔﻮﻑ اﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﺑِﻜُﻞِّ ﺣَﺎﻝٍ ﻭَﻛَﺬَا ﻓِﻲ ﺻُﻔُﻮﻑِ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ اﻟْﻤُﻨْﻔَﺮِﺩَاﺕِ ﺑِﺠَﻤَﺎﻋَﺘِﻬِﻦَّ ﻋَﻦْ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔِ اﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ

“Hukum ini tetap berlaku bagi shaf laki-laki dalam keadaan apapun. Demikian pula bagi shaf wanita yang jama’ahnya terpisah dari jama’ah laki-laki”

ﺃَﻣَّﺎ ﺇﺫَا ﺻَﻠَّﺖْ اﻟﻨِّﺴَﺎءُ ﻣَﻊَ اﻟﺮِّﺟَﺎﻝِ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔً ﻭَاﺣِﺪَﺓً ﻭَﻟَﻴْﺲَ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﺣَﺎﺋِﻞٌ ﻓَﺄَﻓْﻀَﻞُ ﺻُﻔُﻮﻑِ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ﺁﺧِﺮُﻫَﺎ

“Namun bila wanita shalat bersama para lelaki dalam satu jemaah dan tidak ada penghalang (satir pemisah) maka yang paling utama shaf wanita adalah yang paling belakang.”

ﻟِﺤَﺪِﻳﺚِ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ” ﺧﻴﺮ ﺻُﻔُﻮﻑِ اﻟﺮِّﺟَﺎﻝُ ﺃَﻭَّﻟُﻬَﺎ ﻭَﺷَﺮُّﻫَﺎ ﺁﺧِﺮُﻫَﺎ ﻭﺧﻴﺮ ﺻُﻔُﻮﻑِ اﻟﻨِّﺴَﺎءِ ﺁﺧِﺮُﻫَﺎ ﻭَﺷَﺮُّﻫَﺎ ﺃَﻭَّﻟُﻬَﺎ ” ﺭَﻭَاﻩُ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ

“Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan yang paling buruk adalah yang paling belakang. Sedangkan shaf wanita yang paling baik adalah yang paling belakang dan yang paling buruk adalah yang paling depan.'”(HR Muslim)

Dengan demikian, kebanyakan masjid-masjid di lingkungan kita yang telah memiliki satir pemisah -baik berupa kain, papan atau lainnya- cara pengaturan shaf wanita yang paling utama adalah dari depan, bukan dari belakang. Keutamaan shaf dari belakang bagi wanita adalah ketika tidak ada pemisah antara tempat laki-laki dan perempuan.