Benarkah Setan Bisa Ikut Makan Bersama Manusia?

Benarkah Setan Bisa Ikut Makan Bersama Manusia?

Kalau kita tidak membaca bismillah sebelum makan, ada setan yang ikut makan, benarkah demikian?

Benarkah Setan Bisa Ikut Makan Bersama Manusia?

Salah satu adab makan dalam Islam adalah membaca doa. Namun kadangkala kita lupa membaca doa karena terlalu bersemangat untuk makan. Nah, di saat demikianlah ternyata setan dapat ikut makan bersama manusia.

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Daud, disebutkan bahwa ada seorang sahabat yang makan dan tidak menyebut nama Allah, ketika itu Rasulullah SAW sedang berada di dekatnya. Saat makanan laki-laki tersebut hanya tersisa satu suap, ia pun membaca “Bismillahi awwaluhu wa aakhirahu” (Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).

Melihat kejadian tersebut, Rasulullah SAW pun tersenyum kemudian berkata “Setan terus makan bersamanya, namun tatkala ia menyebutkan nama Allah Azza wa Jalla, setan pun memuntahkan apa yang ada di perutnya”

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, disebutkan juga bahwa setan dapat ikut makan malam bersama orang yang lupa menyebut nama Allah, tidak hanya itu, setan bahkan bisa menginap di rumahnya.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ﷺ يَقُولُ إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرْ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَإِذَا لَمْ يَذْكُرْ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

Dari Jabir bin ‘Abdullah; Sesungguhnya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya dan ketika hendak makan, maka setan berkata; “Kalian (bangsa setan) tidak bisa menginap dan tidak bisa makan!” Jika seseorang tidak menyebut nama Allah ketika hendak masuk rumahnya, maka setan berkata; “Kalian bisa masuk dan bisa menginap.” Jika seseorang tidak menyebut nama Allah sewaktu hendak makan, maka setan berkata; “Kalian bisa menginap dan makan malam.” (HR Muslim)

Lalu, apakah makna setan dapat makan bersama manusia?

Sebagian ulama mengatakan bahwa setan benar-benar makan bersama manusia sehingga ia tak merasa kenyang. Karena sesungguhnya setan pun makan dan minum seperti manusia. Meskipun kita tidak dapat melihat setan makan dan bagaimana caranya. Namun Nabi SAW pernah menyatakan bahwa setan makan dengan tangan kirinya.

Pendapat ini dikuatkan dengan hadis riwayat Ahmad, bahwa suatu ketika Nabi Saw pernah menyantap makanan bersama enam orang sahabatnya, lalu datang seorang Arab badui dan ia ikut makan dua suapan tanpa menyebut nama Allah. Namun ternyata makanan itu justru menjadi tidak cukup.

Rasulullah Saw pun bersabda “Jika ia menyebut nama Allah, niscaya makanan itu akan cukup untuk kalian. Oleh karena itu jika salah satu dari kalian makan makanan, hendaklah ia menyebut nama Allah. Dan jika ia lupa menyebut nama Allah di awalnya, maka hendaklah mengucapkan “Bismillahi awwaluhu wa aakhirohu” (Dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya).

Sebagian ulama lain mengatakan bahwa maksud setan ikut makan adalah hilangnya keberkahan. Jadi meskipun volume makanan tidak berkurang, keberkahannya lah yang berkurang atau bahkan hilang seluruhnya. Namun ketika kita membaca doa di pertengahan, maka keberkahan itu pun kembali ke makanan.

Sesungguhnya keberkahan dapat terputus jika perbuatan kita tidak diawali dengan menyebut nama Allah SWT. Rasulullah Saw bersabda

كُلُّ أَمْرٍ ذِي بَالٍ لَا يُبْدَأُ فِيهِ بِحَمْدِ اللهِ، فَهُوَ أَقْطَعُ

Segala perkara yang tidak diawali dengan pujian kepada Allah maka ia terputus (HR Ibnu Hibban)

Jika keberkahan hilang, maka makanan yang kita makan tidak dapat mendatangkan kebaikan, misalnya tidak menghasilkan tenaga atau justru menyebabkan kantuk dan lain sebagainya.

Kesimpulannya, setan memang benar-benar ikut makan bersama orang yang tidak menyebut nama Allah. Oleh karena itu, sebelum makan hendaknya kita senantiasa membaca doa agar makanan yang kita makan menghasilkan keberkahan dan manfaat.

Wallahu a’lam bisshowab.