Benarkah Kaum Quraisy di Masa Nabi Sudah Beriman?

Benarkah Kaum Quraisy di Masa Nabi Sudah Beriman?

Benarkah Kaum Quraisy di Masa Nabi Sudah Beriman?

Sebagian umat Islam percaya bahwa orang-orang Quraisy yang memusuhi dakwah Rasulullah saw. adalah orang-orang yang beriman dan bertauhid.

Dalam pandangan sebagian umat tersebut, kaum Quraisy percaya bahwa hanya Allah yang menciptakan, menguasai dan memberi rizki. Hanya Dia yang menghidupkan dan mematikan. Hanya Dia yang memberi manfaat dan menolak mudarat. Hanya dia yang bisa mengabulkan doa ketika manusia dalam keadaan terjepit. Penguasa segala sesuatu. Kebaikan dan keburukan. Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada sekutu dalam semua itu. Meyakini hanya Allah pencipta, penguasa, dan pengatur semesta adalah pengakuan tauhid. Sebagian umat itu menyebutnya dengan istilah “tauhid rububiyyah”.

Muncul pertanyaan, benarkah orang-orang Quraisy yang memusuhi Nabi saw. adalah orang-orang yang beriman, bahkan bertauhid? Kaum Quraisy bertauhid?

Bila kita renungkan, sebenarnya ada keanehan dalam pernyataan “kaum Quraisy bertauhid”. Sebenarnya, mengatakan “Kaum Quraisy bertauhid” sama saja dengan mengingkari kekafiran dan kemusyrikan mereka. Ini akidah yang berbahaya karena bertentangan dengan nash-nash Al-Quran, sunnah, dan kenyataan sejarah.

Jika boleh kita bertanya, apakah ada ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa kaum Quraisy bertauhid? Atau, ada sabda Rasulullah saw. yang mengatakan bahwa kaum Quraisy adalah orang-orang muwahhid? Apakah para sahabat dan imam-imam besar dalam Islam pernah mengatakan bahwa kaum Quraisy adalah kaum beriman lagi bertauhid?

Rasanya, belum pernah ada ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa kaum Quraisy musuh Nabi saw. adalah kaum yang beriman, lebih-lebih bertauhid. Lalu, darimana sumber perkataan sebagian umat itu bahwa kaum Quraisy bertauhid? Beriman saja tidak, apalagi bertauhid.

Ternyata mereka mendasarkan pahamnya pada sejumlah ayat. Di antaranya adalah firman Allah SWT. berikut:

قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ السَّمْعَ والأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ الأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللهُ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ

Katakan, siapa yang memberi kalian rizki dari langit dan bumi. Bukankah Tuhan yang menguasai pendengaran dan penglihatan. Siapa yang mengeluarkan makhluk hidup dari makhluk mati. Mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Siapa yang mengatur segala urusan. Niscaya mereka akan berkata, “Allah”. Katakan, apakah kalian tidak takut (Qs. Yunus: 31)

Berdasarkan Qs. Yunus: 31, mereka berkeyakinan bahwa kaum Quraisy  mengakui hanya Allah pencipta dan penguasa semesta. Karena itu kaum Quraisy musuh Nabi saw. adalah orang-orang yang bertauhid. Mengakui hanya Allah pencipta semesta adalah pengakuan atas tauhid penciptaan (tauhid rububiyah). Kesimpulan mereka, berdasar ayat ini, kaum Quraisy adalah kaum bertauhid! (mukhtashar al-mufid fi aqa’id aimmati al-tauhid, 61).

Lalu, apa kata ahli tafsir terkemuka terkait ayat tersebut. Apakah Qs. Yunus: 31 adalah dalil bahwa kaum Quraisy adalah kaum yang bertauhid? Benarkah mereka kaum beriman?

Kita akan baca beberapa tafsir berikut. Syekh Wahbah Al-Zuhaili berkata dalam kitab tafsirnya,

هَذِهِ الَآياتُ مُنَاقَشَةٌ حَادَّةٌ، وَتَوْبِيْخٌ وَإِلْزَامٌ فِي الْحُجَّةِ لِأُوْلَئِكَ الْمٌشْرِكِيْنَ الَّذِيْنَ يَقِرُّوْنَ بِوُجُوْدِ اللهِ، وَلَكِنَّهُمْ خَطَأٌ لَا يَعْتَقِدُوْنَ بِوَحْدَانِيَّةِ اللهِ

Ayat 31 dan seterusnya adalah serangan tajam, pengecam, dan pembungkam argumen orang-orang musyrikin yang mengakui wujudnya Allah, tetapi mereka salah karena tidak meyakini sifat wahdaniyah Allah (Al-Tafsir Al-Wasith, 2/967).

Perhatikan kata-kata Syekh Wahbah, “Ayat ini turun untuk membungkam hujjah orang-orang musyrik”. Syekh Wahbah menyebut kaum Quraisy sebagai kaum musyrik. Bukan kaum bertauhid. Dalam kata-kata selanjutnya, Syekh Wahbah mengatakan “Mereka salah karena tidak meyakini wahdaniyah Allah”. Perhatikan kata-kata, “Tidak meyakini wahdaniyah Allah”. Arti tidak meyakini wahdaniyah Allah adalah mereka tidak bertauhid. Inilah kata-kata ulama yang menolak menyebut kaum Quraisy musuh Nabi saw. sebagai muwahhid, kaum bertauhid.

Syekh Abu Al-Saud (w. 982 H.) dalam kitab tafsirnya mengatakan,

)قُلْ( أي لِأُوْلَئِكَ الْمُشْرِكِيْنَ الَّذِيْنَ حُكِيَتْ أَحْوَالُهُمْ وَبُيِّنَ مَا يُؤَدِّي إِلَيْهِ أَعْمَالُهُمْ اِحْتِجَاجاً عَلَى حَقِّيَّةِ التَّوْحِيْدِ وبُطلاَنِ مَا هُمْ عَلَيْهِ مِنَ الْإِشْرَاكِ

“Katakan” kepada orang-orang musyrik yang sudah diceritakan keadaan mereka, jelaskan perilaku mereka, sebagai argumen kebenaran tauhid dan kebatilan perilaku syirik mereka. (Irsyad Al-Aql Al-Salim Ila Mazaya Al-Kitab Al-Karim, 4/141)

Ahli tafsir ini mengatakan bahwa kaum Quraisy itu golongan “musyrikin”. Mereka menentang tauhid, dan mereka menyekutukan Allah. Lalu, siapa yang mengatakan kaum Quraisy adalah orang-orang yang bertauhid dengan tauhid rububiyyah?

Berdasarkan keterangan dari dua kitab tafsir tersebut jelaslah bahwa kaum Quraisy adalah orang musyrik. Bukan tauhid. Sekalipun benar mereka meyakini bahwa hanya Allah pencipta semesta, mereka tidak disebut kaum bertauhid. Dari sini dapat disimpulkan bahwa perkataan sebagian kelompok bahwa kaum Musyrik adalah bertauhid, apapun istilah tauhid yang digunakan, adalah kurang tepat. Bisa jadi, dengan mengatakan kaum Quraisy musuh Nabi saw. sebagai kaum bertauhid, adalah bentuk pengingkaran terhadap Al-Quran yang menyatakan mereka sebagai orang-orang musyrik. Na’udzubillah min dzalik.