Bagi orang Indonesia khususnya orang jawa, beredar kepercayaan bahwa pada malam Jum’at arwah orang-orang yang telah meninggal mendatangi rumah mereka menunggu kiriman doa dari keluarganya. Benarkah demikian? Pertanyaan itu pernah diajukan sekitar 500 tahun lalu pada Syaikh Syihab Al-Ramli, beliau menjawab:
قد ثبت في الحديث الصحيح عود الروح إلى الجسد في القبر لسائر الموتى وقد قال اليافعي مذهب أهل السنة أن أرواح الموتى ترد في بعض الأوقات من عليين أو من سجين إلى أجسادهم في قبورهم عند إرادة الله تعالى وخصوصا ليلة الجمعة
“Telah ditetapkan dalam hadis shohih bahwa arwah orang yang sudah meninggal bisa kembali pada jasad di dalam kubur. (Syaikh) Al-Yafi’i pernah menyampaikan: Mazhab Ahlissunnah berkeyakinan bahwa arwah orang yang sudah meninggal baik yang berada di ‘Illiyyin ataupun di Sijjin dapat kembali ke jasad ketika Allah menghendaki, khususnya pada malam Jum’at”
Beliau menjelaskan sedikit panjang dan menutup jawabannya dengan:
وقد ورد أنها تأتي قبورها ودور أهلها في وقت يريده الله لها
“Dan telah datang suatu keterangan bahwa arwah-arwah tersebut mendatangi kuburan dan rumah keluarga mereka di waktu yang ditentukan Allah”
Al-Sayyid Abu Bakr Muhammad Syaththo dalam I’anah al-Thalibin menyampaikan:
إن أرواح المؤمنين تأتي في كل ليلة إلى سماء الدنيا وتقف بحذاء بيوتها، وينادي كل واحد منها بصوت حزين ألف مرة. يا أهلي، وأقاربي، وولدي يا من سكنوا بيوتنا، ولبسوا ثيابنا، واقتسموا أموالنا. هل منكم من أحد يذكرنا ويتفكرنا في غربتنا ونحن في سجن طويل وحصن شديد فارحمونا يرحمكم الله، ولا تبخلوا علينا قبل أن تصيروا مثلنا. يا عباد الله: إن الفضل الذي في أيديكم كان في أيدينا، وكنا لا ننفق منه في سبيل الله، وحسابه ووباله علينا، والمنفعة لغيرنا. فإن لم تنصرف – أي الارواح – بشئ، فتنصرف بالحسرة والحرمان
“Sesungguhnya setiap malam arwah orang mu’min datang ke langit dan berdiri tepat di atas rumah mereka. Mereka berseru dengan suara sendu: -Wahai istriku, keluargaku, anakku, wahai orang yang menempati rumahku, memakai pakaianku, dan membagi harta warisanku, adakah salah satu dari kalian yang mengingat kami dan memikirkan kami dalam pengembaraan ini? Kami terkurung lama dalam penjara dan benteng yang kokoh. Kasihanilah kami maka Allah akan mengasihi kalian, jangan kalian pelit pada kami sebelum nanti kalian menjadi seperti kami (meninggal). Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya anugerah (harta) yang kalian miliki sebelumnya adalah milik kami, dulu kami tidak menggunakannya di jalan Allah dan kini kami yang bertanggung jawab dan menerima balasannya sedangkan kalianlah yang menikmati harta itu-. Jika mereka (para arwah) kembali tanpa membawa sesuatu (doa) apapun, mereka kembali dengan penyesalan tanpa mendapat apa-apa”
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan yang beredar serta agenda yasinan dan tahlilan pada malam Jum’at bukanlah tanpa dasar. Akhirnya, semoga kita tidak membuat arwah saudara-saudara kita, guru-guru kita, serta orang yang kita sayangi berduka. Amin..