Begini Skema Gencatan Senjata di Gaza yang Disepakati Israel dan Hamas

Begini Skema Gencatan Senjata di Gaza yang Disepakati Israel dan Hamas

Gencatan senjata di Gaza kini mulai berlangsung. Rencananya, sesuai kesepakatan, akan ada tiga tahap.

Begini Skema Gencatan Senjata di Gaza yang Disepakati Israel dan Hamas
Warga Gaza mulai kembali ke rumah (Foto: Reuters)

Islami.co (Gaza) – Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas akhirnya mulai berlaku pada Minggu (19/1) setelah mengalami penundaan hampir tiga jam. Perjanjian ini disusun dalam tiga tahap dengan tujuan utama menghentikan pertempuran, membebaskan sandera, dan membuka jalan bagi rekonstruksi Gaza yang hancur akibat perang.

Dikutip dari BBC, gencatan senjata awalnya dijadwalkan dimulai pukul 08:30 waktu setempat, tetapi tertunda karena Israel belum menerima daftar nama sandera yang akan dibebaskan. Hamas mengklaim penundaan ini terjadi karena “alasan teknis”.

Setelah proses mediasi, gencatan senjata akhirnya resmi berlaku pada pukul 11:15, setelah Israel menerima daftar tiga sandera yang dibebaskan lebih dulu. Mediator Qatar mengonfirmasi bahwa ketiga sandera tersebut adalah Romi Gonen (24), Doron Steinbrecher (31), seorang warga negara Rumania-Israel, dan Emily Damari (28), satu-satunya warga negara Inggris yang masih ditahan.

Dalam tahap pertama perjanjian ini, sebanyak 33 sandera Israel dijadwalkan akan dibebaskan secara bertahap. Sebagai imbalannya, ratusan tahanan Palestina juga akan dikeluarkan dari penjara Israel. Selain itu, pasukan Israel akan mulai ditarik dari wilayah padat penduduk di Gaza. Seiring dengan itu, warga Palestina yang selama ini mengungsi akibat perang akan diizinkan kembali ke rumah mereka. Langkah ini juga disertai dengan masuknya ratusan truk bantuan yang membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bakar untuk meredakan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.

Pada hari ke-16, tahap kedua dari kesepakatan ini akan dimulai dengan negosiasi lebih lanjut mengenai pembebasan sandera yang tersisa. Pembicaraan juga akan mencakup rencana penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza serta langkah-langkah menuju pemulihan ketenangan berkelanjutan di wilayah itu. Namun, belum ada jaminan pasti bahwa tahap ini akan berjalan mulus, mengingat tensi antara kedua pihak masih tinggi.

Jika tahap kedua berhasil, tahap terakhir dari perjanjian ini akan berfokus pada rekonstruksi Gaza yang mengalami kerusakan luas akibat perang. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, mengingat infrastruktur yang hancur dan jumlah warga yang kehilangan tempat tinggal begitu besar. Selain itu, tahap ini juga mencakup pemulangan jenazah sandera yang masih tertahan.

(AN)