Setelah sekian lama Nabi Adam As tinggal di bumi dengan senantiasa berharap turunnya rahmat dan ampunan Allah, pada suatu hari Nabi Adam mendapat perintah dari Allah untuk menunaikan ibadah haji ke tanah suci, Mekkah.
Dalam kitab Mar’at al-Mafatih dijelaskan, Nabi Adam berangkat dari tempat tinggalnya yaitu Hindia berjalan ke arah barat melalui Syam selama empat puluh tahun, hingga sampailah di Bakkah dan melaksanakan tawaf bersama malaikat yang sudah lebih dari 2.000 tahun melaksanakan thawaf (mengelilingi Ka’bah).
Nabi Adam As kemudian mengikuti apa yang dilakukan malaikat. Nabi Adam menjadi manusia pertama kali yang menunaikan ibadah haji. Ka’bah awalnya telah dibangun oleh malaikat, kemudian Nabi Adam As diperintahkan kembali untuk membangun Ka’bah. Sebagaimana firman Allah Swt.
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat ibadah manusia ialah Baitullah di Bakkah (Mekkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi manusia” (QS Ali Imran: 96).
Ketika Nabi Adam As sedang asyik bertawaf di Baitullah dan sampai ke Multzam, malaikat jibril berkata kepadanya, “Wahai Nabi Allah Adam, akuilah semua dosamu ditempat ini kepada Tuhanmu”.
Berhentilah Adam, lalu berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya setiap makhluk yang beramal shalih mendapat ganjaran. Sungguh aku telah beramal, apakah ganjaranku?”
Allah SWT mewahyukan kepadanya, “Aku ampuni engkau atas dosa-dosamu.” Nabi Adam As berkata, “Wahai Tuhanku, juga untuk anak-cucu keturunaku?” Allah SWT mewahyukan kepadanya, “Wahai Adam, siapa saja di antara keturunanmu yang datang ke tempat ini mengakui dosa-dosanya, bertobat sebagaimana engkau bertobat, dan memohon ampun, niscaya Aku ampuni.”
Begitulah dialog Nabi Adam As dengan Allah SWT sehingg menjadi harapan besar bagi setiap cucu keturunannya untuk dapat berkunjung ke Baitullah sembari memohon ampun pada-Nya.
Wallahu a’lam.[]