Secara umum, ketika seorang perempuan sedang haid maka ia tidak diperbolehkan untuk berpuasa, salat, thawaf di Baitullah, i’tikaf di masjid, dan membaca al-Qur’an dan menyentuhnya. Padahal di sisi lain, pada 10 hari terakhir Ramadhan, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah dan menghidupkan malamnya dengan berbagai ibadah utama seperti yang dilarang di atas, lantas amalan apa saja yang mungkin dan bisa dilakukan perempuan haid pada malam Ramadhan?
Para ulama telah menjelaskan bahwa perempuan tetap bisa memperoleh kemuliaan malam Qadar dengan amalan-amalan lain yang pahalanya setara dengan amalan-amalan utama di atas, baik amalannya bersifat individual maupun sosial. Di antara amalan individual yang bisa dilakukan adalah memperbanyak zikir, istighfar, dan doa-doa kebaikan kepada Allah Swt, karena berdoa sejatinya adalah substansi dari ibadah.
Sedangkan amalan sosial yang bisa dilakukan adalah menyantuni orang-orang miskin, menyiapkan makan sahur mereka yang sedang i’tikaf, dan lain sebagainya. Dengan mengerjakan amalan tersebut, perempuan haid masih bisa mendapatkan keutamaan Ramadhan dan lailatul qadar. Sebab itu, meskipun dalam kondisi haid, jangan sampai membuat kita lalai dan tidak memanfatkan waktu sebaik mungkin di bulan Ramadhan.
Perbanyaklah berzikir di bulan Ramadhan dan melakukan ibadah sosial, seperti membantu orang lain, menyiapkan makanan untuk orang yang buka puasa, dan lain-lain. Semoga kita semua diberi kesempatan bertemu dengan malam paling back dari seribu bulan.