Hakikat doa adalah pengakuan diri kepada Tuhan bahwasanya ia tak mampu untuk melakukan suatu kecuali atas izin-Nya, serta untuk meminta agar mendapatkan sesuatu yang ia harapkan, terutama agar selalu mendapatkan petunjuk dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.
Salah satu doa yang tertuang di dalam Al-Qur’an adalah doa agar selalu diberikan petunjuk dalam segala hal, terutama selalu dibimbing dalam memutuskan suatu hal, yaitu yang tertuang dalam Surat al-Kahfi ayat 10 yang berbunyi:
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.
Menurut Imam Baidhawi dalam Tafsirnya doa ini berisi tentang permintaan rahmat Allah agar selalu turun, karena akan mendatangkan ampunan, serta mempermudah datangnya rizki, dan membawa kesentosaan serta keamanan dari musuh. Syaikh Nawawi al-Bantani dalam Tafsirnya menambahkan bahwa dia ini berisi agar dimudahkan dalam segala urusan terutama agar tercapai keinginan yang diharapkan.
Doa ini selalu dibaca oleh Ashabul Kahfi (penghuni gua) ketika dikejar, serta diintimidasi oleh raja kejam dari Romawi yang bernama Dikyanus sebagai penyembah berhala. Raja ini mempunyai kebiasaan membantai orang yang selalu menentangnya, serta selalu menyembelih hewan ternak yang dipersembahkan untuk berhala. Hal ini seperti keterangan dalam Tafsir al-Baghawi.
Maka dari itu, sebagai orang mukmin sebaiknya selalu berdoa agar selalu mendapatkan petunjuk, agar hidupnya selalu mendapatkan Rahmat dari Allah SWT, serta dimudahkan dalam segala urusan, seperti dalam kandungan doa di atas.