Attack on Titan: Memahami Kekejaman Jepang di PD II Lewat Eren Jaeger

Attack on Titan: Memahami Kekejaman Jepang di PD II Lewat Eren Jaeger

Di Attack On Titan, Kita dikenalkan kekejaman perang dan Jepang

Attack on Titan: Memahami Kekejaman Jepang di PD II Lewat Eren Jaeger

Serial Anime Attack on Titan (AoT) atau Shingeki No Kyojin mendekati tamat. Rumor sudah beredar, cerita sudah mendekati Klimaks. Para Fans menjerit karena tokoh utama, Eren, sudah mendapatkan wujud Titan (monster) yang paling kuat dan paling ditunggu. Namun, sebagaimana anime yang sukses belakangan–Naruto dan One Piece–AoT memiliki konsep yang sama soal memadukan dunia ciptaannya dengan politik Global.

Pertama, tampilan peta dunia AoT hampir mirip dengan peta dunia kita. Bedanya dibuat terbalik. Lokasi Pulau Paradise yang menjadi tempat tinggal tokoh utama, Eren–menurut beberapa pengamat–merujuk pada pulau Madagaskar di sepanjang Pantai Timur Afrika. Sedangkan bangsa Marley yang selalu berusaha menghancurkan/ dan merebut kekuatan bangsa Eldia mencakup Afrika, Eropa dan Timur Tengah.

Pada Perang terakhir ini, Eren berhasil membangunkan Titan Kolosal yang selama ini tinggal di dalam tembok pulau Paradise. Para titan tersebut bergerak untuk menghancurkan seluruh dunia. Kira-kira, keputusan Eren Yeager ini mirip dengan keputusan Jepang ketika mendeklarasikan Perang Asia Timur Raya. Meskipun ekspansi Jepang sudah dimulai sejak tahun 1937 saat menyerang China, setahun lebih cepat dari dimulainya perang Dunia ke II secara resmi tahun 1938. Serangan Jepang yang dimulai saat akhir tahun 1941 (Pearl Harbour) merupakan kali pertama dunia melihat betapa berbahayanya apabila bangsa ini berkomitmen ikut dalam Perang Dunia. Artinya, Jepang dalam hal ini memahami resiko kedudukannya yang akan ‘menghancurkan dunia.’

Posisi psikologis ini sepertinya di internalisasikan pada sosok Eren. Selain memiliki kekuatan Founding Titan yang bisa ditafsirkan sebagai kehebatan Militer Jepang, posisi Pulau Paradise yang terisolasi mirip dengan kondisi Jepang pada masa Tokugawa. Saat itu Jepang memilih menutup diri dari dunia luar. Sangat sulit bagi Belanda dan Amerika Serikat meminta Jepang untuk membuka pelabuhannya. Kedua negara tersebut berkepentingan untuk menggunakan pelabuhan tersebut.

Semua itu berakhir ketika Restorasi Meiji, ketika kekuasaan diserahkan pada Kaisar Jepang yang hendak merubah arah bangsanya 180 Derajat meniru Barat. Saat itu Jepang melakukan percepatan modernisasi. Pengiriman pelajar Jepang untuk belajar ke Eropa. Bahkan 3000 pengajar asing didatangkan langsung untuk mendidik Pelajar di Jepang.

Pada saat Eren dan teman-temannya berhasil melihat laut itulah awal perubahan besar dalam kehidupan penduduk Pulau Paradise. Dalam kisah Ao7, penduduk Pulau Paradise sebenarnya sangat terisolasi, kebanyakan mereka tidak tahu ada yang namanya laut. Saat Eren dan kawan-kawannya berhasil membangun pelabuhan dan mempelajari perkembangan dunia luar, mereka sebenarnya sudah tertinggal 100 tahun. Oleh sebab itu ketika Eren dan kawan-kawannya melapor ke Pemerintah Pulau Paradise tentang keberadaan laut dan dunia luar. Mereka malah memasuki dilema baru.

Fakta bahwa bangsa Marley mengincar Founding Titan memecahkan persoalan sebab datangnya para Titan yang seringkali membunuhi para warga Pulau Paradise. Namun ketika fakta tertungkap, muncul tanggung jawab baru. Artinya semua tradisi politik yang ada harus dirubah dengan keadaan baru. Titan, secara tidak langsung bergeser posisinya dari musuh umat manusia (Pulau Paradise) menjadi komoditas, barang berharga yang bisa jadi juga mengancam apabila salah mengambil keputusan dalam memanfaatkannya.

Namun dilupakan bahwa Isolasi tidak hanya mengandung makna kemunduran. Teknologi Pulau Paradise memang sangat kuno. Namun dalam menghadapi Titan, prajurit militer Pulau Paradise berhasil menciptakan alat yang bisa menghadapi Titan, 3D Manuver Gear. Alat tersebut pertama kali membuat aneh Zeke Yeager.

Meskipun teknologi diluar pulau Paradise lebih maju, namun senjata tersebut juga memiliki keunikannya sendiri. Para keturunan Anckerman dianggap paling mahir menggunakan alat ini. Seperti Mikasa dan Levi yang dianggap sebagai keturunan Ackerman ‘Asia’.

Namun ternyata Mikasa justru berdarah biru keturunan Klan Azumabito. Disinilah muncul ketidakcocokan. Asumsi bahwa Tindakan Eren dan pulau Paradise adalah posisi Jepang pada Perang Dunia II sedikitnya gugur dengan kenyataan bahwa Keluarga Azumabito merepresentasikan bangsa Jepang.

Namun tidak ada hakim diantara kita. Bisa saja penulis memecah antara fakta dan narasi sehingga sebenarnya baik Klan Azumabito dan posisi Eren merepresentasikan Jepang di Perang Dunia Kedua secara terpisah.

Kalau memang benar kedudukan Eren menghancurkan dunia sebagaimana Jepang berkomitmen dalam Perang Dunia II, artinya perang ini akan Berakhir ketika Bomb Atom dijatuhkan seperti di Hiroshima dan Nagasaki 6 & 9 Agustus 1945. Fakta ini bisa menjadi dugaan bahwa Eren dan pasukan Kolosal Titan akan hancur oleh sebuah Bom.

Tapi ingat, kalau membaca realitas, mungkin Dialektika Hegel bisa dipakai. Namun soal Fiksi Anime terlalu banyak kemungkinan. Marilah kita konservatif saja. Serahkan semuanya kepada penulis cerita.

Tapi bolehkah kita menebak?

Jikalau bukan ‘Bom’, Apakah Eren akan mati ditangan Mikasa? Kalau iya, Hancurlah reputasi manga Jepang karena ikut drama Korea. Sekian!