Asma’ binti Abu Bakar, lahir di tahun 27 sebelum Hijrah. Asma’ lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah. Ia adalah saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar dan saudara se-ayah dengan istri Nabi, Aisyah binti Abu Bakar.
Asma merupakan orang ke 18 yang mengimani risalah Nabi. Pun ia termasuk golongan perempuan yang ikut nabi hijrah ke Madinah.
Asma’ binti Abu Bakar adalah Istri Zubair bin Awwam, Zubair menikahinya ketika masih di Makkah dan kemudin turut serta hijrah ke Madinah di saat menggandung Abdullah bin Zubair.
Beliau adalah sahabiyah yang bukan istri Nabi namun meriwayatkan hadis paling banyak. Hadis yang periwayatannya di sandarkan kepadanya dalam al-kutub al-tis’ah berjumlah 209. 209 hadist tersebut 83 diantaranya diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnadnya.
Ia meriwayatkan hadis langsung dari Rasulullah. Sedang yang meriwayatkan hadis darinya adalah Abdullah dan Urwah bin Zubair, Ubbad bin Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Urwah bin Zubair dan Fathimah binti al Mundzir bin Zubair.
Di antara faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya hadis yang diriwayatkan adalah beliau merupakan orang ke 18 yang memeluk Islam dan dididik dengan ketauhidan yang tinggi, sehingga beliau lebih mudah meriwayatkan hadis.
Asma adalah putri Abu Bakar, sahabat dekat Rasulullah dan istri dari Zubair bin Awwam. Dan yang terakhir, dikarenakan umur Asma yang panjang. Disebutkan oleh salah satu riwayat bahwa ia hidup sampai 63 tahun setelah Nabi wafat, sehingga kesempatannya mengajarkan hadis masih panjang.
Selain sebagai perawi hadis, Asma’ juga terkenal akan kedermawanannya. Diriwayatkan dari Zubair bin Awwam, ia berkata, “Tidaklah kulihat dua orang wanita lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma’, kedermawanan mereka berbeda. Sedangkan Aisyah sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, jika telah terkumpul padanya. Ia akan membagikannya. Adapun Asma’, maka dia tidak akan menyimpan sesuatu untuk esoknya. Asma adalah seorang wanita yang dermawan dan pemurah. Dia tidak menyimpan sesuatu untuk hari esok. Pernah suatu saat ia sakit, kemudian ia membebaskan seluruh budaknya.”
Cerita keberanian Asma’ masyhur hingga sekarang, ia-lah yang mengirimkan makanan kepada Nabi dan Abu Bakar di gua Tsur ketika akan hijrah ke Madinah. Karena kejadian inilah ia dijuluki sebagai “Dzat al-Nithaqayn“ (pemilik dua ikat pinggang) karena ia membelah ikat pinggangnya menjadi dua untuk mempermudah baginya membawa makanan dan minuman yang akan dibawanya.
Tidak hanya itu, Asma’ juga turut serta dalam peperangan. Suatu ketika Asma ikut serta dalam perang Yarmuk bersama suaminya, Ia membawa sebilah belati dan diletakkan di balik lengan bajunya. Ketika ditanya, ia menjawab, ”Jika ada pencuri masuk, maka akan kutusuk perutnya.”
Wallahu A’lam.