Rajab adalah bulan Allah, Syakban adalah bulanku, dan Ramadan adalah bulan umatku
Hadis di atas tentunya sudah tidak asing lagi bukan di telinga kalian? Walaupun derajat hadis di atas itu lemah, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hadis ini sudah tidak asing lagi dikalangan kita semua. Hadis yang pada intinya menunjukan masing-masing keistimewaan dari 3 bulan berturut-turut ini (Rajab, Syakban, dan Ramadan) diriwayatkan oleh sahabat Anas, dan ada beberapa qoul yang menyatakan derajat hadis ini lemah diantaranya adalah Ibnu Dahiyah yang menyatakan bahwa hadis ini maudlu.
Pada tulisan kali ini, penulis tidak akan membahas seputar derajat hadis di atas secara rinci ataupun detail, karena penulis belum begitu menguasai ilmu takhrij hadits. Penulis juga tidak akan membahas seputar fadhailul a’mal pada bulan-bulan mulia ini. Pada kesempatan kali ini, penulis hanya ingin mencoba sedikit membahas beberapa hal seputar di balik nama ketiga bulan ini.
Yang pertama adalah bulan Rajab. Bulan Rajab diambil dari kata rojaba, (ارجبوعن القتال بمعنى كفوا عنه), kemudian juga rojaba mempunyai makna adhim (agung), hal ini karena bangsa Arab mengagungkan bulan ini dengan tidak berperang pada bulan ini.
Selain itu, ternyata bulan Rajab ini juga mempunyai dua julukan, yaitu al-Aṣab (pencurahan) dan al-Asham (tuli). Disebut al-Ashab karena pada bulan itu rahmat turun tumpah ruah kepada umat nabi Muhammad. Sedangkan disebut al-Aṣam karena pada bulan itu tidak terdengar suara peperangan dan suara bergeseknya pedang.
Kemudian yang kedua adalah bulan Sya’ban. Sebagaimana menukil perkataan syeikh Abdurrazaq as-Sa’di, diberi nama Sya’ban, karena pada saat itu para kabilah Arab berpencar dan berpisah karena perang, setelah sebelumnya berdiam diri tidak kemana-mana karena diharamkan berperang pada bulan Rajab.
Seperti halnya bulan Rajab, bulan Sya’ban juga memiliki julukan. Bulan Sya’ban ini mempunyai julukan al-Qaṣir yang artinya itu singkat atau pendek. Hal ini mungkin dikarenakan kebanyakan manusia menunggu-nunggu datangnya bulan Ramadan yang datang setelah bulan Sya’ban.
Mereka sangat menanti-nanti berakhirnya bulan ini untuk melihat hilal bulan Ramadan yang mulia, pernyataan ini sebagaimana disebutkan Syeikh Muhammad Ali Attum.
Yang terakhir adalah bulan Ramadhan. Ramadhan secara bahasa berasal dari kata Ramadha yang artinya panas. Ada banyak versi kenapa bulan ini dinamakan dengan Ramadhan. Salah satunya adalah yang menyatakan bahwa bulan ini disebut Ramadhan karena biasanya selalu bertepatan dengan musim panas di jazirah Arab pada saat itu.
Ada juga pendapat lain, yaitu karena orang-orang yang berpuasa merasakan panas dan menahan lapar.
Sedangkan julukan bulan Ramadhan ini sudah tidak asing bagi kita, di antaranya: pertama, syahrul quran. Disebut demikian karena Al-Quran diturunkan pada bulan ini. Kedua, syahrul maghfiroh, karena dosa-dosa kita diampuni pada bulan ini. Ketiga, syahru shiyam, karena kita diwajibkan berpuasa pada bulan itu.
Semoga Allah melimpahkan barokah kepada kita semua di bulan Rajab dan Sya’ban, dan semoga kita semua diberi panjang umur hingga bertemu bulan Ramadan.
Wallahu A’lam.
Refrensi:
Syahadah Alkhuri, Qissoh al-Ayyam wa al-Syuhur wa al-Arqom Watasmiyatuha
Syeikh Assyuduq, Fadhoil al-Asyhar al-Tsalatsah
Imam Zainudin Abu Faroj, Lathoiful Ma’arif