
Islami.co (Jeddah) — Para pakar industri berkumpul di Jeddah untuk mendiskusikan peningkatan pelayanan haji dengan kecerdasan buatan (AI) bagi jutaan jamaah dari seluruh dunia.
Diskusi ini berlangsung dalam Konferensi dan Pameran Layanan Haji dan Umrah keempat yang diadakan hingga 16 Januari. Acara bertema “The Road to the Nusuk” ini diselenggarakan oleh Kementerian Haji dan Umrah ِArab Saudi. Acara tersebut diikuti lebih dari 300 organisasi lokal dan internasional yang menampilkan inovasi untuk meningkatkan layanan haji dan umrah.
Kecerdasan Buatan untuk Keamanan dan Pengalaman Para Jemaah
Dalam sesi diskusi bertema “Advanced Solutions and Technologies for Effective Crowd Management,” Fahad Al-Ghamdi, CEO Sumber Daya Manusia di National Security Services Co., menjelaskan bahwa perusahaannya mengoperasikan sistem keamanan terpadu yang meliputi konsultasi, analisis risiko, serta solusi teknis canggih seperti pusat komando dan kontrol bergerak dengan kamera berbasis AI untuk menganalisis data secara real-time.
Tamer Bdran, Wakil Presiden NEC Saudi Arabia Ltd., menjelaskan bahwa teknologi seperti pengenalan wajah dan sidik jari serta simulasi arus massa menggunakan superkomputer. Jika hal ini bisa dilakukan, maka akan membantu meningkatkan perencanaan dan mengurangi waktu tunggu di pelabuhan dan bandara.
Dalam kesempatan terpisah, Duta Besar Saudi untuk Spanyol, Putri Haifa Al-Mogrin, ketika mengunjungi paviliun Kementerian Dalam Negeri dalam konferensi ini, mendapatkan penjelasan terkait berbagai inisiatif dan upaya kementerian dalam memastikan keamanan haji, termasuk sistem keamanan berbasis AI, solusi digital untuk manajemen massa di situs suci, kampanye “No Hajj Without a Permit,” serta inisiatif Rute Makkah.
Arab Saudi mulai tahun 2024 lalu memang tengah gencar mengampanyekan keberangkatan haji ilegal yang tidak disertai izin berhaji. Mereka juga tidak segan-segan memberikan penalty bagi para touris yang nekat berhaji tanpa visa haji atau dokumen izin lain yang diakui.
Mohammed Al-Hamid, Direktur Pusat AI di Kementerian Dalam Negeri dalam sesi lain bertajuk “Personalizing Services for the Guests of Allah: Data and Digital Solutions,” menyampaikan bahwa kementeriannya tengah mengembangkan kecerdasan buatan untuk kenyamanan dan pengalaman jemaah. Mulai dari pengontrol kemacetan, penumpukan jemaah, hingga penyediaan kebutuhan jemaah lain.
“Kami menggunakan AI untuk mengembangkan solusi jangka panjang yang meningkatkan keberlanjutan layanan haji, termasuk manajemen kepadatan manusia dengan menganalisis arus massa dan memprediksi kemacetan, menyediakan panduan multibahasa, memanfaatkan big data untuk mengantisipasi kebutuhan jamaah, serta mendistribusikan sumber daya manusia dan teknis secara lebih efisien,” ujar Al-Hamid dikutip dari Arabnews.
Hal ini diafirmasi oleh Wakil Menteri Perencanaan dan Transformasi Digital Kementerian Haji dan Umrah, Abdulaziz Al-Matahami. Ia menyoroti perkembangan aplikasi Nusuk yang kini mulai menghadirkan layanan terpadu seperti pemesanan hotel dan tiket penerbangan, tur destinasi sejarah, serta perizinan masuk ke dua masjid suci. Ia juga mengumumkan peluncuran platform Nusuk Business yang bertujuan meningkatkan integrasi dengan pengusaha dalam menghadirkan solusi inovatif bagi jamaah.
(AN)